Opini

Features: Irsyad Maulana, Sang Mutiara yang Semakin Redup


Oleh: Rizal Marajo (Wartawan Utama)

Dibaca : 914

Di dua ajang itu Irsyad betul-betul top performance. Saya tak ragu memilihnya masuk “top 25” pemain yang berlaga di ISC versi goal.com. Dia begitu senang menerima hadiah lukisan animasi dirinya yang saya serahkan di Stadion H. Agus Salim Padang.

Dia adalah nyawa bagi Kabau Sirah, plus panggilan ke Timnnas sebagai ganjaran yang pantas untuknya. Fans Semen Padang pun tak tanggung-tanggung, entah siapa yang memulai memberinya julukan, “Neymar Ranah Minang”.

Sayangnya setelah itu, Irsyad mulai menurun, persisnya sejak Liga 1 2017. Irsyad tak bisa menyelamatkan Semen Padang dari degradasi. Walaupun begitu, loyalitas pada tim patut diacungi jempol karena dia tetap bertahan di Semen Padang yang terdegradasi ke Liga 2.

Sejumlah tawaran menggiurkan dari klub Liga 1 ditampiknya, demi cita-citanya ingin kembali membawa Semen Padang kembali ke LIga 1. Sebuah sikap yang banyak menimbulkan simpati dan respect untuk Irsyad

Cita-cita Irsyad terkabul, setelah bertarung di Liga 2 2018, Semen Padang dibawanya kembali ke Liga 1. Dan, dia mengawali Liga 1 2019 sebagai kapten tim, seiring pensiunnya Hengki Ardiles. Bersama Teja Paku Alam, anak Minang lainnya yang merapat musim ini, Irsyad adalah icon tim ini.

Tapi, hampir semusim berjalan penampilan Irsyad tidak begitu maksimal, seiring dengan kinerja tim yang sejak awal musim berkutat di papan bawah, bahkan zona degradasi. Sebagai kapten dan icon tim, Irsyad tak terlihat istimewa.

Irsyad seperti menghilang begitu saja di lapangan. Sangat jarang ecak kagum dan tepuk tangan dari tribun yang dialamatkan untuknya. Canon ball, free kick, placing cantik yang kerap berbuah gol indah, skill individu menawan, sungguh jarang terlihat lagi.

Walau Irsyad musim ini terlihat seperti pemain kebanyakan, tapi dia tetap tak tergantikan. Dia hanya absen kalau cedera atau akumulasi. Lihat statistik Irsyad, dia 25 kali tampil musim ini, 23 diantaranya adalah sebagai starter.

Tapi di masa Eduardo Almeida melatih, tidak maksimalnya Irsyad mulai terasa. Irsyad yang biasanya tak pernah dicadangkan, dalam dua laga terakhir masuk sebagai pemain pengganti. Dia yang biasanya main 90 menit, sudah 7 kali ditarik. Plus ban kapten pun telah berpindah ke tangan Dedi Gusmawan.

Halaman : 1 2 3

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top