Opini

Dampak Corona Merembes Kemana-mana. Ini Catatan Jurnalis

Dibaca : 2.1K

Saya tertegun mendengarkannya. Apalagi harus dirawat.
Karena harus dirawat, maka perlu kamar. Lama mencari tak dapat-dapat.
Saya kemudian lebih tertegun lagi tatkala pihak rumah sakit mengatakan seluruh kamar habis. Rumah sakit sebesar ini kehabisan kamar? Jangankan yang kelas biasa, VIP saja sudah terisi. Full.

Seorang petugas menyodorkan kepada saya kamar yang tersedia, deluxe, grand royale dan VIP deluxe. Harganya selangit. Perkamar Rp3,5 juta sehari, tak beda dengan hotel yang bertaraf international. Bak disambar petir saja.

Saya keberatan. Pada dokter, saya sampaikan agar rawat jalan saja. “Tidak bisa, karena risiko tinggi, harus dirawat,” katanya. Dokter ini coba membantu merekomen RS lain, tapi RS lain pun penuh.

Di sini mahal, di sana penuh, sementara saya harus dirawat.

Saat pihak manajemen rumah sakit sudah berlalu, dengan suara yang direndahkan, dokter yang baik hati itu memberi informasi yang mengagumkan.

“Rumah sakit ini mendapat limpahan pasien PDP dan suspect corona dari RS rujukan yang sudah penuh.
Karenanya RS ini terpaksa mensterilkan satu lantai gedung untuk pasien tersebut. Ini dilakukan guna pengamanan,” katanya.

 

Saya menjadi maklum atau terpaksa maklum. Karena yang tersedia adalah kamar paling mewah, sebab VIP pun sudah terisi oleh pasien umum lainnya. Sementara 1 lantai semua kamar disterilkan untuk PDP corona.

Kini saya harus menunggu lagi, menenangkan hati dan mengambil keputusan tepat. Apalagi, karena yang tersisa hanyalah kamar mewah yang kita tak tau sampai berapa waktu akan dirawat, itupun waiting list.

Sekitar dua jam, saya masih di IGD yang penuh. Kami di sini seperti pasien buah simalakama. Menolak atau mengangguk sama sama merugi.

Sore telah turun menuju senja raya. Tetes-tetes cairan infus dan antibiotik yang masuk ke tubuh saya nyaris habis.
Kepada petugas saya bilang, saya ambil kamar mewah itu.

Perawat membawa saya dengan kursi roda ke kamar tujuan. Maka mulailah saya dirawat di sini, dengan perasaan penuh rasa campur.

 

Selain mencicipi kamar yang tak ramah kantong, saya harus jalani 3 rangkaian test, karena demam ini mengakibatkan batuk-batuk dan semua sendi2 perih. Labor foto paru paru, CT scan, dan rontgen. Total 7 juta lebih.

Halaman : 1 2 3 4

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top