Artikel

4 Bulan 4000 Kali Letusan, Ketika Harapan Ribuan Petani Disapu Abu Vulkanik Marapi


Lewat tengah malam, dentuman bergema membuat kaca-kaca rumah bergetar. Setelahnya disusul bunyi gemuruh yang menakutkan, cukup lama dan membuat cemas warga. Di kegelapan malam tak jarang terlihat pijaran api memerah di puncak Gunung Marapi.

Lahan pertanian di Paninjauan terdampak abu vulkanik Marapi

Dibaca : 510

Oleh: Rizal Marajo

Lewat tengah malam, dentuman bergema membuat kaca-kaca rumah bergetar. Setelahnya disusul bunyi gemuruh yang menakutkan, cukup lama dan membuat cemas warga. Di kegelapan malam tak jarang terlihat pijaran api memerah di puncak Gunung Marapi.

Itulah kondisi menakutkan yang sudah menjadi “makanan” sehari-hari masyarakat di sekitar Gunung berketinggian 2891 dpl itu. Kondisi yang selama 4 bulan terakhir menjadi pemandangan sehari-hari yang mereka lihat dan alami.

Belum pernah ada gunung yang berlokasi di teritorial Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam itu, menunjukan aktivitas vulkanik yang begitu lama dan awet seperti sekarang.

Seperti biasa, besok pagi mereka akan melihat debu-debu vulkanik atau kapundan itu sudah memenuhi halaman dan atap rumah, jalan-jalan, dan tentunya lahan-lahan pertanian mereka. Tak bisa berbuat apa-apa, kecuali pasrah.

Tercatat, setidaknya sebanyak 5.115 KK petani pemilik lahan 1.514 ha di Tanah Datar, Sumbar, gagal panen sejak gunung yang dikagumi dan sarat cerita mitos itu terus meletus.

Menurut catatan BMKG sampai hari Senin (1/4/2024) gunung itu sudah mengalami erupsi sebanyak 3.876 kali sejak pertama kali meletus 3 Desember tahun lalu. Sudah hampir 4000 kali. Kecamatan X Koto mengalami dampak terparah dari siraman kepundan yang dimuntahkan Marapi.

Salah satu Nagari paling menderita adalah Nagari Paninjauan, yang masyarakatnya 90 persen menggantungkan hidup pada pertanian, khusunya sayur mayur dan holtikultura.

Gagal panen karena debu vulkanik yang kian hari kian tebal membungkus apa yang ditanam petani, adalah hal yang sudah mereka “telan”, sejak musibah itu terjadi akhir tahun lalu. Petanyaannya kini, entah kapan Marapi akan berhenti meletus.

Sekarang petani di Nagari yang menjadi sentra penghasil sayur mayur dan holtikultura dengan kualitas terbaik di kawasan Padang Panjang dan X Koto itu kian merana.

Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar, lebih 2000 hektar lahan hortikultura di Tanah Datar “tertimbun” abu vulkanik sejak 4 bulan ini. Kondisi itu telah menghentakkan petani ke lantai kemiskinan, dengan kerugian ditaksir sekitar Rp40 miliar.

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top