Opini

Tahun Baru Hijriyah

Dibaca : 421

 

Oleh: Irsyad Syafar

Wakil Ketua DPRD Sumbar

Rasulullah SAW dan para sahabat serta bangsa Arab yang hidup semasa dengan Beliau waktu itu, belum menggunakan penomoran tahun. Mereka menentukan tahun dengan nama peristiwa besar yang terjadi pada waktu itu.

Sebagai contoh, tahun kelahiran Beliau dinamai dengan tahun Gajah. Karena di tahun itu terjadi peristiwa besar yaitu pasukan bergajah yang datang menyerang Ka’bah. Tapi pasukan itu dihancurkan Allah SWT dengan burung ababil. Tahun Fijar menjadi nama saat terjadinya perang Fijar. Dan Rasulullah SAW waktu itu masih remaja, ikut serta berperang membantu paman-pamannya.

Ada juga yang menggunakan patokan beberapa tahun sebelum atau sesudah peristiwa tertentu. Maka tersebutlah istilah sekian tahun sebelum kenabian (qabla al bi’tsah) atau sekian tahun setelah kenabian (ba’da al bi’tsah).

Terkadang bangsa Arab juga menggunakan patokan tahun dengan peristiwa kematian seorang tokoh. Maka muncullah istilah 5 tahun setelah kematian Ka’ab bin Luay, atau istilah-istilah lain semisalnya.

Situasi ini berlangsung sampai masa khilafah Umar bin Khattab. Umat Islam tidak punya nomor tahun dan patokan penanggalan. Sehingga surat-menyurat resmi Khalifah tidak ada tanggal dan tahunnya. Yang ada hanya nama bulannya. Sebab penggunaan standar bulan Qamariyah sudah ada sejak lama.

Suatu kali Abu Musa Al Asy’ary Gubernur Bashrah di masa Umar, mengeluhkan surat-surat Khalifah yang sampai kepada Beliau. Sebab surat-surat tersebut tidak bertanggal dan tidak bertahun. Hanya ada nama bulan saja. Sehingga sering menimbulkan keraguan. Beliau berkata, “Kami telah membaca salah satu surat yang dikirim di bulan Sya’ban. Kami tidak tahu apakah Sya’ban tahun ini ataukah tahun kemarin.”

Berangkat dari peristiwa inilah Umar bin Khattab mengundang para sahabat untuk bermusyawarah. Tujuannya adalah menyusun dan menetapkan penanggalan (kalender) Islam. Dalam musyawarah tersebut mengemukakan beberapa standar pilihan.

Ada yang mengusulkan hari kelahiran Rasulullah SAW sebagai permulaan tahun. Namun usulan ini kemudian ditolak karena hari kelahiran ini masih diperdebatkan tanggal pastinya. Disamping itu, standar tersebut terkesan menyerupai kaum Nashrani yang menjadikan hari kelahiran Nabi Isa sebagai awal tahun Masehi.

Halaman : 1 2 3

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top