Untuk itu perlu menciptakan masyarakat tangguh bencana. Masyakarakat tangguh bencana adalah masyarakat yang tanggap,terlatih, tabah dan tahan menghadapi segala bentuk potensi bencana yang terjadi termasuk kekeringan. Sesuai dengan Misi RPJMD Kota Padang 2019 – 2024 pada misi ke 6 yakni menciptakan Masyarakat Sadar, Peduli dan Tangguh Bencana.
Masyakarakat tangguh bencana adalah masyarakat yang tanggap,terlatih, tabah dan tahan menghadapi segala bentuk potensi bencana yang terjadi termasuk bencana kekeringan. Sesuai juga dengan Misi RPJMD Kota Kabupaten Tanah Datar 2021 – 2026 pada misi ke 2 yakni Meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Tanah Datar dan perluasan lapangan kerja yang berbasis pertanian, industri dan UMKM.
Misi ini bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang tergambar melalui peningkatan PDRB per kapita, penurunan angka pengangguran dan peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dengan mengembangkan kegiatan ekonomi yang lebih produktif berbasis kerakyatan, mendorong sektor unggulan daerah.
Dari permasalahan diatas pengabdian di Kenagarian Lima Kaum ini sangat penting dilakukan terutama untuk mengatasi kekeringan di sekitar kawasan pertanian masyarakat. Jika masyarakat sudah Tangguh menghadapi bencana, maka mental mereka sangat bagus untuk melakukakan aktifitas sehingga bisa mengolah lahan dengan baik dan secara berangsur dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Upaya mengatasi kekeringan ini harus dilakukan secara berkelanjutan kedepannya.
Pengabdian dilakukan oleh tim UNP dalam pengabdian Program Pengembangan Nagari Binaan (PPNB) di ketuai oleh Dr. Ratna Wilis, S.Pd, MP. Beliau juga menjadi ketua Koordinator Pekerjaan layak dan Pertumbuhan Ekonomi pada SDGS Center di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Negeri Padang. Narasumber ini juga ada dari Kepala GAW Bukit Koto Tabang, yakni Dr Sugeng Nugroho, S.Si, M.Si.
Kegiatan dari pengabdian ini ada beberapa kegiatan yakni : (1) Diskusi dengan wali nagari Lima Kaum dan wali jorong terkait kegiatan-kegiatan yang lebih urgen dilakukan pasca bencana galodo, (2) Survey ke lokasi arel pertanian sawah yang terkena dampak bencana galodo, (3) Sosialisasi bencana kekeringan dan pengaturan pola tanam, (4) Pembuatan Pestisida nabati untuk membasmi hama tanaman coklat dan tanaman tahunan lainnya, (5) Pembuatan Eco-Enzym dalam rangka pemnafaatan limbah kulit buah-buahan yang bisa juga diolah dari limbah sayuran. Sedangkan untuk program kegiataan lainnya bisa dilanjutkan pada rencana tahun kedua.