Opini

Memantau Gas Rumah Kaca dan Kualitas Udara dari Bukit Kototabang

Dibaca : 381

Oleh : Dr. Sugeng Nugroho, M.Si      Kepala Stasiun GAW Bukit Kototabang, Wakil Ketua PERHIMPI Sumbar

Pada tanggal 7 Desember 1996, Stasiun Pemantau Atmosfer Global (Global Atmospheric Watch / GAW Station) Bukit Kototabang secara resmi mulai beroperasi ditandai dengan acara seremonial budaya dan sains yang dihadiri oleh Sekjen World Meteorological Organization (WMO) waktu itu, Dr. Obasi.

Stasiun GAW Bukit Kototang merupakan salah satu UPT BMKG di wilayah Provinsi Sumatera Barat. Saat ini merupakan 1 dari 30 buah stasiun sejenis yang ada di seluruh dunia dibawah program GAW dari WMO sebuah organisasi dibawah naungan badan dunia PBB (United Nations / UN).

Stasiun GAW Bukit Kototabang berlokasi pada sebuah bukit yang bernama Bukit Kototabang di Jorong Muaro, Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.

Semenjak diresmikan pengoperasiannya hingga saat ini, Stasiun GAW Bukit Kototabang telah beroperasi selama 28 tahun untuk turut serta berkontribuasi dalam pengamatan dan monitoring gas rumah kaca (GRK) dan kualitas udara. Selain melain GRK dan kualitas udara, Stasiun GAW Bukit Kototabang juga mempunyai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) untuk mengamati beberapa ragam radiasi matahari, scattering (kebauran) atmosfer, beberapa unsur kimia atmoser dan fisis atmosfer.

Pengukuran GRK pertama kali dilakukan di Stasiun GAW Bukit Kototabang pada tahun 2004 bekerjasama dengan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), dan mulai saat itu hingga sekarang Stasiun GAW Bukit Kototabang termasuk dalam jaringan pengamatan GRK di dunia yang dilakukan oleh NOAA. Mulai tahun 2012, BMKG sebagai organisasi induk Stasiun GAW Bukit Kototabang menambah peralatan Picarro analyzer untuk monitoring GRK secara real time.

Data GRK hasil pengukuran tersebut kini sudah masuk dalam pusat database GRK dunia (World Data Centre for Greenhouse Gases / WDCGG) yang berpusat di Jepang sehingga hasil pengukuran GRK di Stasiun GAW Bukit Kototabang tersebut dapat menjadi referensi konsentrasi GRK secara global.

Halaman : 1 2 3 4

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top