Penulis : Vinna Melwanti
Seorang tiktoker, merekam kemudian mempublikasikannya sendiri perbuatan gilanya: bercinta dengan patung sampai klimaks. Orang konoha ini ditangkap polisi setelah postingannya viral.
Perbuatan ini melibas garis api semua ajaran agama dan ajaran, budi pekerti. Mengguncang adab tahta tertinggi dalam pergaulan bangsa.
Apa yang dilakukan pria asal Provinsi Jambi itu, diduga untuk mencari sensasi belaka agar kemudian viral. Betapa naifnya cara yang ia lakukan demi ketenaran dan cuan.
Ia mempermalukan semua keluarganya, tapi tidak merasa demikian. Anak bujang itu, tidak punya grendel untuk pintu malu, seolah-olah dirinya sedang berbuat benar. Kebebasan berekspresi semacam ini, mesti dihentikan.
Kenapa mesti dihentikan? Ia tak hidup bersama orang-orang sepaham dengannya. Ia berada di tengah masyarakat yang menjaga perbuatan semacam itu berada dalam privasi terjauh terdalam dan teraman. Perbuatan domestik, bercinta, bukan untuk diumbar di ruang pubik di lokasi mana semua umur bisa menonton.
Sudah benar ia ditangkap polisi. Sudah benat netizen menghujatnya. Sudah benar kita marah dan bukan berarti kita polisi moral, tapi dia yang tak bermoral.
Ternyata sekarang bukan hanya sengketa pikiran, politik dan agama yang terjadi di medsos, tapi jugs perangai, bahkan makin menjadi-jadi. Apalagi jika kita masuk lebih dalam ke berbagai jenis media sosial, maka di sana akan ditemukan hal-hal yang tak masuk akal.
Dalam skala richter lebih rendah, tiap hari terjadi cekcok antar sesama bahkan satu keluarga, tapk tayang di medsos. Untuk semua itu, tidak ada yang mengontrol, kecuali adab dan pengetahuan literasi.
Literasi bermedsos sudah ada tapo hampir semua pelaku yang jorok di medsos itu, tidak peduli apa itu literasi. Payah-payah saja menjelaskan, yang dia lakukan, tetap saja keinginan brutalnya.
Anak Jambi yang ditangkap polisi itu adalah TikToker atau seleb TikTok bernama Popo Barbie alias EY. Ia telah membuat heboh warga Desa Pendung Mudik, Kecamatan Air Hangat, Kabupaten Kerinci, Jambi. Ya karena bercinta dengan patung pemajang pakaian di toko-toko, manekin.
Baca Juga :
Berani Komen Itu Baik
