Opini

Hari Kamis di Pasar Busur Padang Panjang

Dibaca : 2.1K

Oleh: Rizal Marajo
(Wartawan Utama)

WALAUPUN Pemerintah Kota Padang Panjang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun aktifitas di pasar sayur Bukit Surungan (Busur) Kota Padang Panjang, tetap berjalan seperti biasa. Pasar rakyat yang buka setiap hari Kamis dan Minggu ini, terlihat normal Kamis (24/4) ini.

Tukang ojek tetap bersileweran, tak putus-putus membawa hasil bumi para petani menuju pasar. Tukang pakang tetap gerilya menawar dan membeli galeh para petani. Sedangkan toke yang akan mengirim barang ke luar daerah, terutama Riau dan Jambi juga terlihat mengawasi para buruh angkat memuat barang-barang holtikultura itu ke dalam bak truk atau pick-up nya.

Semuanya tetap seperti sediakala, seperti tak ada Corona, seperti tak ada PSBB. Karena dalam panduan yang dikeluarkan Pemko Padang Panjang, salah satu sektor yang mendapat pengecualian dibatasi adalah pasar rakyat yang menjadi tempat ajang jual beli kebutuhan pokok. Walau sekilas nampak rentan resiko dengan adanya keramaian.

Tetapi aktifitas pasar tetap harus berlangsung. Bagi petani di sekitar wilayah Kota kecil ini, mulai dari Nagari Paninjauan, Singgalang, Panyalaian, atau daerah pinggiran kota sendiri seperti Gunung, Sago, Tanjuang, dan sebagainya, Pasar sayur Busur adalah tempat ladang rezeki.

Itulah tempat terbaik bagi mereka memasarkan hasil tani mereka. Makanya, hari Kamis dan Minggu adalah harinya ke pasar. Galeh terjual, duit pun diterima. Ancaman Corona, akhirnya berpulang kepada diri masing-masing untuk tetap berwaspada menjaga diri, sebagai bagian dari ikhtiar.

Dan, lihatlah perempuan berwajah elok itu turun dari ojek yang ditumpanginya pulang dari pasar sayur Padang Panjang. Matanya berbinar, senyum pun pasti merekah dibalik wajah yang tertutup masker. Tuo alun mudo talampau, tapi perempuan kampung nan menawan itu,  hari ini dipastikan bahagia dibalik rasa syukurnya.

Ditengah Corona, ditengah penerapan PSBB, rezeki tetap menghampirinya. Hari ini dia membawa hasil pertaniannya yang tak seberapa banyak. Segulung bawang prei seberat 45 kg dijual Rp10 ribu/kg. Ditambah lado yang baru masuk panen kedua seberat 20kg, dijual Rp20 ribu/kg.  Ditambah lado “ampera”, istilah untuk lado sortiran yang masih layak jual. Ampera seberat 5kg dijual Rp10 ribu/kg.

Halaman : 1 2 3

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top