Opini

Features: Irsyad Maulana, Sang Mutiara yang Semakin Redup


Oleh: Rizal Marajo (Wartawan Utama)

Dibaca : 912

LIMA tahun lalu, Semen Padang FC dibawah asuhan pelatih Jafri Sastra saya catat sebagai salah satu tim terbaik Kabau Sirah. Selain barometernya prestasi, yang mampu menembus babak 8 besar ISL, saya juga melihat deretan pemain yang komplit mengisi skuad. Tentunya dibelakang ada pelatih yang cakap berstrategi dan manajemen yang sehat.

“Seharusnya Semen Padang juara ISL 2014, bukan Persib.”bunyi massage yang dikirim seorang rekan pers ibukota. Ya, tentu saja jika saja semuanya berjalan fair. Tapi inilah sepakbola Indonesia, yang masih sarat dengan berbagai intrik.

Semen Padang saat itu memang mempesona. Bahakan tim juara Persib Bandung pun gemetar bertemu Semen Padang. Buktinya dua kali laga di fase wilyah, dua kali Persib dipermak Semen Padang, baik kandang maupun tandang. Memori 2014 yang manis, tapi ada pahit-pahitnya.

Dari belakang sampai depan, inilah tim 2014, Jandia Eka Putra; Hengki Ardiles, Novan Setya, Saefulah Maulan, Seftia Hadi; Yu Hyu-koo, Eka Ramdani, Hendra Bayaw, Esteban Vizcarra, M. Nur Iskandar, dan Osas Saha. Di barisan cadangan sperti Fakhrurrazi, Rudi, Airlangga Sucipto, Ricky Ohorella.

Terlepas dari hasil kontroversial yang menggagagalkan Semen Padang musim itu, saya merasa ada yang kurang dari skuad Semen Padang saat itu. Satu-satunya pemain yang paling ingin saya lihat ada di skuad, adalah Irsyad Maulana.

Ya, pemuda berkulit agak gelap, putra minang tulen, dan saya nilai sebagai bakat dan mutiara terbaik yang dimiliki sepakbola Sumbar. Saat itu dia masih berkostum Arema Malang, dan menjadi pemain muda yang sangat populer di Kota Apel itu.

Tahun berikutnya keingian itu terkabul. Irsyad akhirnya pulang, bergabung dengan tim kampung halamannya itu awal 2015. Saya menyambutnya dengan sebutan calon kapten tim masa depan, suksesor paling pas bagi sang legend Hengki Ardiles.

Sejak itulah, pemain kelahiran 27 September 1993 itu seolah identik dengan Semen Padang FC. Kiprahnya paling menggoda adalah membawa Semen Padang ke final Piala Jenderal Sudirman dan Indonesia Soccer Championship.

Halaman : 1 2 3

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top