Artikel

Dilarang Menkes Test Covid-19, Anies Baswedan Disebut Media Asing Menyerupai Gubernur New York

Dibaca : 1.1K

Nomor saluran telepon (hotline) dibuat untuk 190 rumah sakit di Jakarta bagi masyarakat yang merasa suspek terkena virus corona, dan ingin berkonsultasi. “Jumlahnya terus meningkat pada Januari, pada Februari, dan kemudian segera kami menetapkan keputusan pemerintah… untuk semua orang di kantor kami-di Pemprov DKI-mereka semua diberi tugas untuk menangani Covid ini,” kata Anies.

Anies melanjutkan, “Dan kemudian ketika jumlahnya mulai naik terus, pada waktu itu kami tidak diizinkan melakukan pengujian. Jadi, setiap kali kami memiliki kasus, kami mengirimkan sampel ke laboratorium nasional (yang dikendalikan pemerintah/Kemenkes). Dan kemudian laboratorium nasional akan menginformasikan, positif atau negatif. Pada akhir Februari, kami bertanya-tanya mengapa semuanya negatif?”

Anies menambahkan, “Pada waktu itu saya memutuskan untuk membuka data ke publik, dan saya katakan kami telah memantau, ini lah angkanya. Segera itu semacam ditanggapi oleh Kementerian (Kesehatan) yang mengatakan kami (di DKI) tidak memiliki kasus positif.”

Sepanjang Januari dan Februari lalu, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus berulang kali menyangkal Indonesia memiliki kasus virus corona–meskipun ada banyak bukti yang bertentangan–karena berkat ‘kekuatan doa’. Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kesempatan berbeda, telah mengakui menyembunyikan informasi ke masyarakat untuk menghindari kepanikan.

Pemerintah Indonesia sekarang melaporkan angka-angka virus corona setiap hari. Hanya saja, Anies membantah pandangan optimistis pemerintah pusat bahwa Indonesia telah melalui fase terburuk. “Saya belum yakin apakah kita (kurvanya sudah) merata. Kita harus menunggu beberapa pekan ke depan untuk menyimpulkan apakah tren itu sedang merata atau kita masih bergerak naik,” katanya.

Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Indonesia, telah menyatakan, kehidupan diperkirakan akan ‘normal’ pada Juni atau Juli mendatang. Sayangnya, tenggat target itu sekarang tampaknya mundur ke Agustus 2020. Anies mengaku tidak ingin ikut membuat prediksi. “Karena saya melihat data, itu tidak mencerminkan sesuatu yang akan segera berakhir. Itu lah yang dikatakan oleh para ahli epidemiologi. Ini adalah waktu di mana para pembuat kebijakan perlu mempercayai ilmu pengetahuan,” kata mantan rektor Universitas Paramadina itu.

Halaman : 1 2 3

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top