Opini

Budaya Patriarki yang Mendarah Daging di Indonesia


Oleh : Yayuk Lestari (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Andalas)

Dibaca : 514

Kesetaraan gender saat ini menjadi salah satu isu yang sering diperbincangkan. Hal ini karena banyaknya kekerasaan, konflik, dan berbagai permasalahan lainnya yang ditimbulkan akibat adanya perbedaan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan, atau disebut juga dengan budaya patriarki.

Patriarki berasal dari kata patriarkat yang memiliki arti bahwa laki-laki ditempatkan sebagai pusat atau memiliki kekuasaan lebih dibandingkan gender lainnya.

Budaya ini berpandangan bahwa perempuan memiliki tingkatan dibawah laki-laki dan memiliki batasan yang tidak dapat melampaui kedudukan laki-laki diatasnya.

Secara singkatnya budaya patriarki merupakan ketidaksetaraan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan.

Perkembangan peradaban di Indonesia sulit untuk dilepaskan dari budaya patriarki, bahkan diturunkan oleh nenek moyang dari generasi ke generasi hingga saat ini.

Jika dilihat kebelakang, banyak kasus yang memperlihatkan laki-laki memiliki kekuasaan lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Prakteknya dapat dilihat diberbagai agama seperti, Agama Yahudi menganggap perempuan dianggap sebagai sumber polusi dan najis, sehingga dilarang untuk menghadiri acara keagamaan.

Di Agama Budha di tahun 1500 SM, perempuan dinikahkan sebelum masa pubertas dan tidak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan.

Di Agama Islam ketika jaman jahiliah, anak perempuan yang lahir akan dibunuh karena dianggap lemah dan tidak memiliki kemampuan untuk ikut berperang.

Di Indonesia ketika jaman penjajahan, perempuan dijadikan sebagai budak seks bagi tentara asing, serta adanya aturan bahwa perempuan tidak boleh mendapatkan pendidikan.

Berbagai pandangan inilah yang turun temurun diwariskan hingga saat ini.

Data yang dipaparkan oleh SIMFONI-PPA (kemenpppa 2023) menyebutkan bahwa jumlah kekerasan berbasis gender yang terjadi di Indonesia tahun 2023 sekitar 25.183 dimana sebanyak 5.210 korban laki-laki dan 22.176 korban perempuan.

Kekerasan yang dilakukan berupa kekerasan seksual, psikis, dan juga fisik. Data ini menunjukkan bahwa tingginya tingkat kekerasan terhadap perempuan hingga saat ini meskipun sudah memasuki era modern.

Halaman : 1 2 3

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top