Opini

Agama sebagai Sumber Etika Publik

Dibaca : 5.5K

Dr. Abdullah Khusairi, MA

Dosen Pengantar Studi Pemikiran Islam
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang

Lalu lintas yang kacau, kota yang lusuh, fasum dikuasai masyarakat adalah salah satu bukti dari sumber etika publik yang hanya bersumber pada egoisme dan logika dangkal untung rugi tanpa memiliki empati terhadap sesama. Sekadar contoh kecil, orang bisa saja sehabis shalat menukar sandal dan membuang sampah sembarangan di jalanan dari mobil. Perilaku sehari-hari lepas antara rajin beribadah dengan sikap dan pandangan hidup sehari-hari. Hal ini berkaitan dengan ayat Alquran di bawah ini:

“Bacalah Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Surah Al Ankabut Ayat 45)

Ayat diatas menjelaskan bila seseorang telah salat dengan benar, maka iman meresapi ke dalam diri sehingga ia menghindari perbuatan yang keji dalam skala apapun di dalam perilaku hidupnya. Jika salat belum mencegah perbuatan keji dan munkar, berarti shalatnya masih sebatas melaksanakan kewajiban tetapi tidak mempengaruhi jalan dan sikap hidup. Belum menyambung signifikansi shalat secara substantif dalam kehidupan. Termasuk soal etika publik. Dimana seseorang harus menghormati dan menjaga ruang publik, sebagaimana teori yang diungkapkan Jurgen Habermas seputar public sphere. Menurut Habermas, ruang publik adalah ruang yang bebas dari penindasan dimana setiap orang di dalamnya ditempatkan secara egaliter atau setara, tidak boleh orang melampaui aturan dan etika sosial bersama. Tidak diperkenan mengganggu ketertiban umum.

Etika publik punya hubungan khusus dengan hukum, semisal memelihara fasilitas umum dan menjaganya. Tidak menyerobot untuk kepentingan pribadi. Masih banyak kasus ditemui, orang menyerobot fasilitas umum, banyak orang terganggu, melanggar etika publik dan hukum juga melanggar ajaran agama. Mereka serupa ini dianjurkan agar belajar agama lebih dalam lagi, jangan sekadar shalat semata. Agama mengajarkan bagaimana hidup di ruang social dengan akhlakulkarimah. Inti agama adalah akhlak yang baik untuk kehidupan.

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top