Opini

Malam Syahdu di Langit Iskandariah

Dibaca : 1.0K

Oleh : Rizal Marajo

Iskandariah di bibir Laut Tengah pada malam yang gulita di awal April, merobek langit dengan doa-doanya.

Kota setua Roma ini, seperti menghanyutkan surat dalam botol, tapi bukan di laut tapi di langit. Malam-malam syahdu ditengah pandemi yang semakin meruyak.
Ini terjadi setelah hal yang sama terjadi di Tangier, Maroko, negara tetangganya di negeri-negeri Maghribi, Afrika Utara.

Iskandariah didirikan penguasa legendaris Yunani-Macedonia Alexander the Great atau Iskandar Agung pada 331 sebelum Masehi. Sejak itu, kota tersebut berperan dalam berbagai kisah sejarah besar Mesir, mulai dari Ratu Cleopatra dan penguasa Mesir kuno lain dari Dinasti Ptolomeus, kemajuan peradaban Islam, Perang Salib, sampai Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte.

Iskandariah adalah kota idaman, setidaknya bagi pakar sejarah dan arkeolog. Tak sedikit dari para ahli itu yang rajin mencari sisa-sisa kebesaran sejarah Iskandariah. Misalnya lorong kanopi tua salah satu jalan terbesar memasuki kota atau menara mercusuar Dinasti Ptolomeus, dan lokasi istana Ratu Cleopatra.

Tapi malam itu, pada awalnya seseorang berdiri di balkon apartemennya. Lalu, ia membaca Asmaul Husna. sekejap saja, suaranya mampu membuka pintu-pintu apartemen. Warga menjulurkan kepala, lalu membakar lilin. Langit Iskandariah sekejap bagai dipenuhi kunang-kunang, seruan nama-nama Allah diiringi memuji kebesaran-NYA, bersahutan dari satu balkon ke balkon lain di apartemen itu.

Di sebuah apartemen di Kairo, ibukota Mesir, seorang musisi bernama Mohammed Adel, setiap malam memainkan biolanya di balkon. Gesekan biolanya mendayu-dayu dan merintih, merobek perasaan penghuni lain. Tidak dengan doa atau lantunan Asmaul Husna, lelaki itu melalui konser tunggalnya tiap malam mengungkapkan perasaan dan harapannya dengan biolanya, sebuah keahlian yang juga datangnya dari Yang Maha Kuasa.

Itulah malam-malam di Mesir, ditengah karantina untuk menghambat penyebaran Covid-19. Pastilah harapan dan doa mereka satu saja, kehidupan kembali normal dan Wabah yang telah membuat dunia kalang kabut, panik, tak berdaya ini, segera berakhir.

Halaman : 1 2 3

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top