Artikel

​Masa Muda, Kenapa Anda Bandel?

Dibaca : 2.5K

Jakarta, Prokabar – Masa remaja terkadang diidentikkan dengan masa perlawanan, urakan, dan cendrung tidak patuh pada aturan. Remaja merepotkan, menjengkelkan, susah diatur, suka enaknya saja dan mengabaikan risiko.
Mengebut di jalanan seolah punya nyawa cadangan dan tidak peduli keselamatan orang lain, dan yang lebih parahnya adalah tawuran dan bahkan melakukan aksi kriminalitas, seperti gank motor.

Anda sering mendengar keluhan semacam itu? Atau mungkin anda juga melakukan kenakalan kenakalan itu?

Orang dewasa memang sok tahu maunya mengatur-atur saja. Coba deh remaja dan orang dewasa bertukar kepala, apa jadinya?

Prokabar.com akan mengabarkan keajaiban otak remaja.

Sebagaimana pernah dirilis National Geogpahic  dalam bingkai :Otak nan Rancak,” menggambarkan remaja suka yang asik-asik.

National Institutes of Health (NIH) meneliti lebih dari 100 remaja pada masa jauh ke belakang yaitu tahun 1900-an. Hasilnya otak manusia mengalami penataan ulang hebat antara usia 12 sampai 25 tahun. Mirip dengan penataan gigi.

Otak remaja yang bersinar-sinar mengalami renovasi meluas seperti menata ulang jaringan komputer di kantor bertingkat. Kecepatan transmisi otak akan naik 100 kali lipat dan otak semakin kaya, kuat dan handal. 

Di masa ini jika hari-hari berlalu biasa-biasa saja maka remaja mungkin bermasalah. Justru “ada-ada saja yang ia lakukan, bikin repot,” ini baru remaja.

Di situlah kemudian remaja melalukan filter karena ada masukan edukasi moral agama dan keseimbangan alam serta keselamatan diri sendiri. Pada banyak kasus remaja bisa mengendalikan diri namun tetap saja suka yang enak-enak dan abai risiko. Lihat saja di jalan raya mereka  ngebut. Bukan mereka tidak tahu diri tapi adrenalinnya memacu demikian.

Pematangan otak berlangsung sepanjang masa remaja. Adrenalin itu mengantarkan mereka pada puncak pencarian penuh perjuangan dan ketegangan. Kata peneliti puncak mencari ketegangan memuncak pada usia 15 tahun lalu berlanjut sampai usia 25 tahun. 

Maka angka-angka kecelakaan lalulintas menunjukkan, di seluruh dunia, remajalah yang banyak tewas di jalan raya.

Meski disebut remaja mengabaikan risiko tapi temuan terbaru menyebut, remaja sama sekali tidak mengabaikan risiko. Temuan psikolog  Laurence Steinberg memperkuat bahwa remaja mengerti risiko, tahu hidup ini fana. Lantas kenapa sering abai? Imbalan atau hasil atau hadiahlah yang menyebabkan mereka sering melakukan tindakan aneh.

Remaja berada dalam dunia yang sudah dibangun oleh orangtua dan masyarakat. Mereka tak terpisah, tapi remaja tidak berorientasi ke masa lalu melainkan kedepan. Semacam inventasi masa depan, termasuk dalam hal pasangan hidup. Karena itu pepatah China menyebut, jatuhkan pilihanmu secepatnya.

Dan remaja memiliki hari pertama keluar dari rumah, menemukan dunia yang kompleks. Mereka kemudian tumbuh di sana.

 Celakanya sering orang dewasa hanya suka melihat sisi negatif remaja. Sedang remaja sering jengkel pada orang dewasa yang nyinyir.

Remaja itu adalah Anda dulu yang kini sudah dewasa. Tiap kita punya cermin pada orang lain. Remaja adalah baik sebab ia berasal dari rumah yang baik. (laf/eda/ina)


Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top