Bola

Yang Tersisa dari Tragedi Kanjuruhan: Seorang Ibu yang Kehilangan Suami dan Anak Balita 3,5 Tahun


Tragedi Kanjuruhan sudah tiga hari berlalu. Namun peristiwa memilukan yang menelan ratusan korban jiwa itu, masih menyisakan duka mendalam, terutama bagi keluarga para korban.

Dibaca : 673

Evi dan Rifqi lalu melanjutkan, situasi yang tak terkendali menyebabkan banyak orang terjatuh dan terinjak-injak. Ditambah dengan gas air mata yang membuat semua orang saling dorong demi menyelamatkan nyawa.

“Sangat susah karena gas air mata, banyak yang jatuh, terinjak-injak, sementara pintu keluar hanya muat dua orang saja,” kata Evi melanjutkan.

“Gas air mata yang ditembakkan seingat saya ada satu, tapi yang keluar ada empat. Kemudian ada yang ditembakkan ke lapangan, yang kedua langsung ke tribune timur,” kata Rifqi menambahkan.

“Yang paling parah itu yang ada di tribune 13 dan 14, karena polisi yang menembakkan itu posisinya ada di tribune 14. Rusuh kan di lapangan, yang di tribune tidak, tapi kenapa yang ditembak yang di tribune? Padahal ada anak-anak, perempuan juga.”katanya.(*)

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top