Artikel

Sumbar Itu, Muhammadiyah atau Tarbiyah?

Dibaca : 6.4K

Padang, Prokabar – Ramadhan ini elok juga membaca-baca sejarah pemikiran Islam di Minangkabau. Kata orang di sini banyak Muhammadiyah, kata yang lain, malah Tarbiyah Islamiyah.

Mana yang benar? Kaum Tua berkembang di pedesaan Minangkabau dengan berbagai bentuk tarekat. Maka jika memulai puasa tidak sama, itu merupakan hal wajar.

Tarbiyah

Tarbiyah praktik agamanya hampir sama dengan Nahdatul Ulama. Basisnya di Canduang Agam. Guru besarnya Syekh Sulaiman ar Rasuli. Gurunya antara lain, Achmad Khatib alminangkabawi di Mekkah.
Selain di Canduang sekolah Tarbiyah baru tamat setelah 6 tahun belajar itu, ada di beberapa tempat, satu di antaranya di Jaho, Padang Panjang.

Tarbiyah dalam praktik agamanya sehabis shalat Subuh, Magrib dan Isya pakai kunut. Shalat pakai bismillah dan kepada Nabi menyebut Saidinah. Dalam praktik yang lebih dalam dan ritual lainnya, banyak lagi.

Muhammadiyah

Pusatnya di Padang Panjang dengan tokohnya Buya Hamka. Tentu saja beberapa kebiasaan Tarbiyan tidak ditemukan di Muhammadiyah.
Soal khilafiah itu tak pernah jadi masalah di Minangkabau, termasuk shalat Taraweh 8 atau 21 rakaat.

Berapa jumlah golongan ini di Sumbar? Tidak terdata dengan baik.

Padang Panjang

Kota ini merupakan pusat modernisasi pendidikan Islam di Minangkabau. Dimulai oleh Encik Rahmah el Yunnisyah yang mendirikan Diniyah Puteri. Dialah satu-satunya putri Minang yang diberi gelar oleh Universitas Al Azhar, Cairo.
Di Padang Panjang pula media Islam berkembang terutama di Thawalib, tak jauh dari Diniyah.

Antara lain inilah yang ikut memberi andil kenapa kota di simpang ini dijuluki Serambi Mekkah.

Nah masalahnya sekarang, kapan lebaran? He he (nrs/mbb)


Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top