Sejarah

Siti Manggopoh, Kisah Srikandi Pendekar Minang

Dibaca : 3.6K

Tindakan kejahatan tersebut membuat seluruh masyarakat marah, termasuk seluruh pendekar dan parewa Nagari Manggopoh pada saat itu. Setelah berkumpul dan melakukan latihan bersama di surau, terpilihlah 17 orang pendekar dengan kemampuan tahan peluru dan memiliki senjata tajam. Inyiak Siti, satu-satunya wanita yang lulus ujian dan ikut berperang.

Amiruddin (82), orang tua yang masih hidup sekaligus mendengar cerita kisah dari Inyiak Siti pada 1965 menjelaskan, sebelum berperang 17 orang pendekar tersebut sempat bersimedi dalam surau. Setelah memantapkan diri untuk bertempur melawan penjajah, 15 Juni 1908 mereka memulai membuat strategi untuk membantai tentara Belanda tersebut. Menyerang markas mereka (Berada di sebelah kantor Camat Lubuk Basung saat ini), secara diam-diam tanpa ada korban dari tim yang dimiliki.

Dengan dilengkapi pedang yang sangat tajam. 17 orang pendekar tersebut berangkat dan menuju Camp Belanda itu. Inyiak Siti memanfaatkan dirinya sebagai wanita untuk mengelabui dan berpura-pura bergabung dengan tentara bejat tersebut. “Setelah mendapat kesempatan memudurkan lampu penerangan seluruh ruangan, 16 orang pendekar yang sudah siaga di luar langsung masuk dan membantai bala tentara penjajah itu,” tutur Amiruddin.

Dari 55 orang tentara kolonial Belanda, satu orang lolos dan berhasil menyelinap dibawah badan tentara yang sudah tewas. Selebihnya tewas mengenaskan dari pedang para pendekar Manggopoh. Sementara itu, satu tentara yang lolos kemudian menyampaikan pesan ke Camp di Maninjau. “Tau serdadunya dibantai hingga 54 orang, Pemerintah Kolonial Belanda marah dan mengejar 17 orang pendekar tersebut. Siti, Hasik Bagindo Magek dan anaknya yang masih bayi, terpaksa melarikan diri. Karena pasukan yang mengejar berjumlah ratusan. Tidak sebanding jumlah kekuatan pendekar yang dimiliki,” ujarnya.

Di saat dalam hutan, anak perempuan pejuang tersebut meninggal akibat sakit. Mereka pun akhirnya tertangkap dan di kurung dalam terali besi secara terpisah. Mereka dibuang dan dikurung Jauh dari kampung halamannya.

Halaman : 1 2 3

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top