Budaya

Pusat Khasanah Intelektual Islam Minangkabau di Sungai Batang

Dibaca : 1.0K

Agam, Prokabar – “Persoalannya, kita tidak bisa menunggu dan menggunakan gaya lama. Kita harus memanfaatkan teknologi secara daring jika ingin sebuah warisan budaya itu terkelola, dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Harus ada website, blogger dan beragam media sosial,” ungkap Dr. Pramono, M. Hum kepada Prokabar.com saat berkunjung ke Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka beberapa waktu lalu.

Di Kenagarian Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya terletak dalam kawasan Danau Maninjau ini lanjutnya, terdapat tiga unit Cagar Budaya yang sangat potensial. Ibarat harta karun yang belum tergali secara utuh atau maksimal.

Seperti Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka, Kutub Chanah Dr. HAKA (Dr. Haji Abdul Karim Amrullah) dan Rumah Baca atau Rumah Gadang Sutan Nur Iskandar.

Selain itu butuh koleksi lebih banyak, harus ada media-media baru. Contoh Tongkat, satu tongkat bisa menjelaskan secara lebih rinci dan mendalam tentang sejarah Hamka. Dan hal ini harus membangkitkan literasi tentang tongkat.

Koleksi yang ada masih bisu dan masih belum banyak menyuarakan masing-masing koleksi itu sendiri. Harus ada penjelasan kongkrit atau secara lengkap, sehingga orang puas mendapat informasi tentang koleksi tersebut.

“Literasi koleksi!, itulah yang harus lebih diciptakan dan diperhatikan,” tegasnya.

Ia melanjutkan, harus ditambah informasi lengkap berkenaan dengan foto kegiatan dan tulisan Buya Hamka, Dr. HAKA dan Sutan Nur Iskandar yang terpajang di sana.

Khusus di Kutub Chanah milik Almarhum Doktor Haji Abdul Karim Amrullah (ayahnya Hamka), tersimpan ratusan manuskrip hasil karyanya. Sayangnya, belum tergarap dan terperhatikan dengan baik.

Saya punya dokumentasi digitalisasinya lumayan banyak. Dan seorang Filolog sekaligus Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unand itu bisa diajak kerjasama untuk mengoptimalkan Kutub Chanah. Bahkan bisa menjadikannya Pusat Khasanah Intelektual Islam Minangkabau.

“Siapa yang tidak mengenal ulama bergelar Inyiak Rasul atau Inyiak De Er ini? Tokoh utama ulama pembaharuan Islam Minangkabau pada awal abad ke 20. Anak kandung dari Syekh Amrullah atau Tuanku Kisai,” terang Dr. Pramono.

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top