Artikel

Menikmati Malam di Masjid At Thohir


Khairul Jasmi

Dibaca : 2.7K

Pemutaran video animasi itu, diperkaya oleh permainan cahaya, membuat pesan yang diantarkan, bisa dicerna dengan baik.
Tentu saja, masjid ini dimaksudkan untuk bakti anak-anak untuk ayahnya, Mochamad Thohir, yang wafat 1 November 2016.
Boy, Erick dan kakak mereka, Rika Thohir, dibesarkan oleh ayah mereka dalam kehidupan yang jungkir-balik.

Perjalanan hidup Teddy, yang dilahirkan di Lampung, 1935, bermula dari bawah. Sejak kecil didera kerasnya kehidupan. Tinggal di gubuk berlantai tanah dan kemudian menjadi konglomerat. Sebuah kehidupan yang sempurna.

“Sebagai bakti, kami anak-anaknya, tentu selain berdoa agar ayah kami diberikan tempat terbaik oleh Allah SWT, juga berbakti untuk membangun masjid ini,” kata Erick.

Tentu saja, anak-anaknya takkan mampu membelas apa yang dilakukan orang tuanya. Teddy Thohir, jadi yatim sejak kecil. Tatkala ayahnya Abdul Halik tiada, Teddy berjuang untuk tetap bisa sekolah. Baginya, pendidikan harus diutamakan. Sejak tamat SMP, ia menyeberang dari Sumatera ke Jakarta dan terus ke Solo. Ia menemukan cintanya di sana. Mereka menikah.

Menurut catatan Republika, kariernya terus meningkat setelah mendapat tawaran dari Theodore Permadi Rachmat dan bergabung dengan Astra yang dipimpin William Soeryadjaya, dari awalnya staf hingga memegang posisi sebagai salah satu direktur dan pemegang saham. Teddy juga mendirikan PT Trinugraha Thohir (TNT Group), yang bergerak di bidang sumber daya alam, properti, otomotif, hingga restoran. Orang kaya itu, lalu dipanggil Tuhan pada 2016.

Dan, masjid rancak ini dipersembahkan pada sang ayah. Kami kini telah di pelataran masjid, bukan hanya minum yang tersedia, tapi juga durian. Hidangan itu lebih setengah jam tak ada yang menyentuh, karena semua serius menyaksikan tayangan film animasi, perjalanan hidup ayah Boy dan Erick.

Dan, malam kian sempurna, Erick permisi pergi, karena besok (Jumat tadi) ia akan ke Mandalika. Tetamu yang masih bertahan, berbincang dengan Boy. Tak lama kemudian, bubar. Masjid itu, memang gagah. (**)

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top