Bola

Memori “Tragedi Yokohama” Semen Padang FC; Antara Pilu, Malu, dan Lucu

Dibaca : 5.2K

Pengakuan beberapa pemain yang mengalami kekalahan super besar itu,  kesalahan terbesar Semen Padang adalah tidak mempelajari detail kekuatan lawan. Mereka merasa lawan yang akan dihadapi tetap mereka-mereka yang tampil di Stadion H. Agus Salim Padang, padahal mereka cuma pemain lapis kedua.

Ditengah berbagai faktor minus, kalah materi pemain, faktor cuaca, Semen Padang justru justru mengajak tuan rumah bermain normal atau terbuka di awal pertandingan. Tanpa bermaksud menyalahkan pelatih Halilintar, strategi itu ternyata sebuah kesalahan besar, karena tindakan itu lebih mirip sebuah “harakiri” atau bunuh diri.

Sayang kesadaran itu terlambat datangnya, babak pertama Semen Padang sudah kebobolan delapan gol. Di babak kedua barulah Semen Padang bermain bertahan. Ironis memang, setelah tertinggal delapan gol baru bermain bertahan. Tapi itu dilakukan semata-mata untuk mencegah lebih banyak gol tercipta di babak kedua. Hasilnya, di babak kedua  “hanya” kebobolan tiga gol.

Kesaksian Kapten tim Endra Mahyuni, seusai laga dengan setengah bercanda menyebut, wajar saja tim kalah karena Yokohama memang unggul jauh materi pemain. Selain punya sederat punya pemain timnas Jepang, juga ditambah pemain asing kelas dunia seperti Ramon Diaz, David Bisconti, ataupun Ramon Medina Bello dari Argentina. “Sedangkan awak, hanya diperkuat lima pemain “asing” asal Payakumbuh.”ujar Endra terkekeh

Malah menurut kapten tim asal Nagari Barulak itu, saking tak ada perlawanan berarti dari Semen Padang, membuat pemain-pemain seperti Ramon Diaz, David Biscondi, Massami Ihara dan lain-lainnya seperti tak berkeringat di lapangan. “Rambut mereka yang tersisir rapi saat masuk lapangan, tetap rapi rambut mereka usai pertandingan.”ujar Endra. Sebuah humor ringan yang kocak dari kapten tim.

Kesaksian senada datang dari Nilmaizar, teman duet Endra M di lini belakang saat itu. Tak bisa dipungkiri, tim utama Yokohama Marinos setidaknya memang dua kelas  diatas Semen Padang. Sementara, Semen Padang tanpa satupun pemain asing, karena kebijakan sepakbola Indonesia saat itu masih mengharamkan pemain asing.

Halaman : 1 2 3 4

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top