Paninjauan, prokabar – Pekan Budaya Paninjauan Baralek Gadang (PBG) 2022, Kamis (18/8) lusa mulai dihelat. Salah satu kegiatan yang cukup unik dan menarik yang diadakan adalah lomba memasak cangkuak, yang akan dilaksanakan Jumat (19/8).
Lomba kuliner ini memang bukan yang pertama kali diadakan, karena pernah diadakan dalam rangka HUT Kota Padang Panjang ke-227, 1 Desember 2017 lalu. Saat itu, sebanyak 1.227 tungku masak disediakan untuk memasak Cangkuak, dan tercatat dalam rekor MURI.
Sekarang, di alex gadang nagari Paninjauan 2022, lomba serupa kembali diadakan. Sekarang pertanyaanya, apa itu cangkuak?
Bagi sebagian orang, cangkuak atau ada juga yang menyebutknya Sambalado cangkuak, mungkin belum terlalu familiar. Pun, tidak banyak pula rumah makan Padang yang menyediakan menu ini. Begitupun kuliner yang dilombakan, cangkuak jelas kalah pamor dibanding membuat rendang yang sering dilombakan.
Cangkuak ini diyakini masyarakat sebagai salah satu kuliner khas Padang Panjang dan sekitarnya, yang secara turun menurun tetap dipertahankan hingga sekarang. termasuk di Paninjauan.
Sayangnya, banyak generasi sekarang yang mulai terbiasa dengan masakan instan atau cepat saji, tak lagi kenal dengan masakan tradisional sederhana yang satu ini.
Padahal cangkuak punya khas tersendiri, bahkan diyakini punya historis tersendiri. Pemko Padang Panjang pernah mengusulkan cangkuak ini sebagai warisan budaya bangsa, untuk kategori budaya tak benda.
Karena keunikan dan khas itulah, panitia PBG memasukan memasak cangkuak sebagai salah satu item lomba. Pesertanya tidak dibatasi, dan panitia akan menyediakan tungku. “Masing-masing tim peserta diwakili oleh tiga orang.”kata Lesva Emira, bendahara Panpel, Selasa.
Sedangkan untuk kriteria yang jadi subjek penilaian diantaranya adalah rasa, penyajian, pakaian tim peserta, dan beberapa kriteria lainnya yang sudah ditetapkan panitia. “Supaya lebih objektif dalam penilaian, para juri sengaja kita datangkan dari luar Paninjauan.”lanjut Lesva.
Bagaiamana memasak cangkuak?
Memasak cangkuak yang masih menggunakan cara tradisional, peserta diharuskan memakai “tarenang”, yaitu wajan yang terbuat dari tanah liat dan sendok kayu dari tempurung kelapa untuk memasak.
Baca Juga :
Berani Komen Itu Baik
