Artikel

Jelang 100 Hari; 91 Hari Eka Putra-Richi Aprian Masih “Marosok-rosok”


Duet Eka Putra-Richi Aprian, sudah 91 hari bekerja, atau sembilan hari lagi akan masuk ke hari “istimewa” yang akan diberi label evaluasi kinerja 100 hari pertama itu.

Bupati dan Wakil Bupati Tanah Datar. (foto: HUmas TD)

Dibaca : 1.9K

Terakhir untuk pelayanan publik, Eka-Richi akan berjuang mewujudkan pelayanan publik prima yang mempermudah masyarakat dalam proses pengurusan administrasi kependudukan dan perizinan.

Lalu bagaimana hasilnya?

“Ternyata tak seindah dan semudah yang dibayangkan.” begitu ucap Eka, dalam satu kesempatan buka bersama yang saya ikuti akhir Ramadhan lalu. Sebuah pengakuan jujur dan terlalu lugu sebenarnya, karena mana ada jadi Imam masyarakat itu yang indah dan mudah.

Yang ada adalah hari-hari penuh kerja keras dan tanggungjawab berat yang harus dipikul. Memikirkan, menyenangkan hati, dan bersikap adil terhadap 350 ribu lebih penduduk Tanah Datar adalah amanah yang harus dijaga.

Apalagi, Pak Bupati dan deputy-nya mengaku saat baru menjabat sudah dihadapkan dengan kondisi keuangan daerah yang cukup memprihatinkan. Katanya kondisi APBD defisit sampai Rp127 miliar.

Itu sebabnya, ditengah keterbatasan Tanah Datar, duet ini tak mau terburu-buru dan tancap gas tanpa perhitungan matang. Istilah yang mereka pakai adalah masih “marosok-rosok”. Mana pekerjaan yang harus diprioritaskan dan mana yang harus ditunda dulu agar tidak salah langkah.

Memang, bagi sebagian masyarakat yang tidak sabar dan kurang memahami betapa kompleksnya permasalahan, menilai 100 hari masih marosok-rosok, itu terlalu lama. Habis hari untuk marosok-rosok saja, kata mereka.

Tak usahlah diurai dan dipapar lagi janji-janji semasa kampanye, karena terlalu panjang untuk dituliskan ulang satu persatu disini. Yang penting mungkin sekadar bertanya, mana yang sudah disentuh, dan mana yang masih dalam “daftar tunggu”.

“Bro, sudah bisa kita mencoba kapal pesiar di Danau Singkarak, lebaran saya mau pulang rencana.”tulis WA seorang teman saya dari rantau, setengah bercanda.

“Jadi bajak gratis ko baa caritonyo, lah bisa dimainkan tu.“tanya salah seorang petani di kampung saya.

Dan, banyak lagi pertanyaan yang berkaitan dengan program-program “Era Baru” semasa kampanye.

Saya tersenyum saja menanggapi, apa hubungannya dengan saya?

Saya tak punya kapasitas apa-apa menjawab. Saya jelas bukan Humas Pemkab, jubir pribadi bupati, apalagi orang dekat. Karena posisi saya sama saja dengan mereka yang bertanya itu, sama tidak tahunya.

Halaman : 1 2 3

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top