Artikel

Infografis Prestasi Sumbar di  PON: 1985 Tahun Terbaik, 2000 Terburuk, 2021….??


Kontingen Sumatra Barat yang kali ini mengusung target 16 emas di Papua akan  menjadi sebuah tugas berat, khususnya bagi KONI Sumbar yang baru saja mempunyai kepengurusan baru pimpinan Agus Suardi.

Dibaca : 4.5K

Penulis: Rizal Marajo

Padang, prokabar – Pekan olahraga Nasional  (PON) XX  2021 akan  digelar di Papua. Jika jadwal sesuai rencana, Oktober mendatang,  maka lebih kurang hanya tinggal 3 bulan lagi waktu bersih bagi provinsi peserta untuk melakukan persiapan.

Waktu tiga bulan, bukan waktu yang panjang untuk menghadapi sebuah iven berskala nasional.  Bahkan hari-hari sekarang,  sudah mulai masuk fase klimaks persiapan.

Kontingen Sumatra Barat yang kali ini mengusung target 16 emas di Papua akan  menjadi sebuah tugas berat, khususnya bagi KONI Sumbar yang baru saja mempunyai kepengurusan baru pimpinan Agus Suardi. Mau tak mau, fokus harus diarahkan pada persiapan PON.

Jika ditelusuri prestasi Sumatra Barat di arena Pekan Olahraga Nasional (PON) dari masa ke masa tergolong turun naik. Secara umum, prestasi Sumbar tidak terlalu menonjol, tapi juga tidak terlalu buruk, sejak PON pertama digelar.

Prestasi terbaik Sumbar didapat saat PON XI tahun 1985 di Jakarta. Saat itu, Ranah Minang mampu masuk 10 besar perolehan medali. Dengan raihan 19 Emas, 14 perak, dan 15 Perunggu, Sumbar bertengger di peringkat tujuh.

Dengan peringkat itu, Sumbar menjadi kontingen terbaik di Sumatra, dan nomor dua untuk provinsi luar Pulau Jawa. Tim Luar Jawa yang mampu mengungguli medali Sumbar adalah Sulawesi Selatan.

Saat itu, Sumbar meraih banyak medali emas dari cabang andalan Angkat berat, dengan mengandalkan atlet-atlet seperti Nanda Telambanua, Eddy Hermanto, Thomas Gomes, dan Yulius Beng.

Selain angkat berat gulat juga menyumbang medali, dengan pegulat-pegulat handal seperti Afrizal Rambo, Rusdi, Ilmarizal, Afrizal Rusli dan lain-lainnya.

Disamping itu, senam juga menytumbang tiga medali emas, dengan masih mengandalkan alm Syaiful Nazar,  sedangkan atletik mengandalkan pelompat tinggi putri Nini Patriona.

Ada masa terbaik ada masa terburuk. Hasil paling minor terjadi di PON XV di Jawa Timur tahun 2000. Tak satupun medali emas dibawa pulang, dan menempati urutan ke-26 alias juru kunci. Andai Saat itu Provinsi Timor Timur masih masuk Indonesia, mungkin Sumbar masih bisa terhindar dari juru kunci.

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top