Artikel

Historia: Final Horor Italia 1938, Telegram “Menang atau Mati” dari Musolini

Italia juara Piala Dunia 1938. (foto: guardian)

Dibaca : 1.3K

Oleh: Rizal Marajo

Timnas Italia disebut-sebut sebagai tim paling solid, konsisten, dan paling minim kelemahan di Euro 2021. Susah mencari celah untuk mengalahkan Italia besutan Roberto Mancini ini.

Fakta dari segala gembar-gembor kehebatan Italia itu, mereka sudah lolos ke semifinal dan akan bertemu Spanyol, 6 Juli 2021 mendatang. Lima laga diselesaikan dengan hasil sempurna.

Mencetak 11 gol dan hanya kebobolan dua gol melengkapi menterengnya reputasi Italia di Euro 2021 ini. Tak ayal, Italia sejauh ini semakin kokoh bertengger kokoh sebagai favorit juara.

Benar-benar tim yang nyaris sempurna. Lini per lini semuanya solid, nyaris tanpa kelemahan. Nyaris tak ada perbedaan kualitas antara pemain inti dan cadangan. Pemain senior dan pemain muda saling melengkapi dan saling mengisi.

Bahkan media olahraga Spanyol Marca, memberi penilaian tersendiri, dan seolah memberi peringatan kepada timnas Spanyol yang akan jadi lawan Italia di semifinal. Marca menyebut, Italia tim yang sangat menakutkan.

Jika sukses melewati Spanyol, Italia sudah berada di partai puncak menunggu pemenang antara Inggris vs Denmark.

Berbicara tentang final sebuah turnamen besar, Italia pernah mengalami “horor” yang menakutkan. Karena ancamannya tidak main-main. “menang atau mati!”

*******

Bagaimana ceritanya?
1938, Timnas Italia berangkat menuju Parancis untuk mempertahankan gelar juara Piala Dunia 1934 yang mereka rebut empat tahun sebelumnya di negeri sendiri.

Dua tantangan berat yang dihadapi Italia saat itu. Pertama ingin membuktikan keraguan banyak pihak tentang kemenangan mereka di Piala Dunia 1934 karena adanya campur tangan diktator Italia, Benito Musolini, yang menekan lawan Italia di final untuk mengalah.

“Tim Azzurri mesti menjawab keraguan terkait kemenangan mereka empat tahun sebelumnya, apakah mampu menang jika bukan tuan rumah dan bermain di tempat lain. Mereka juga harus membuktikan bahwa tim mereka punya kemampuan mumpuni, mengingat banyaknya tuduhan pengaturan skor atau suap dalam kemenangan mereka di 1934,” tulis Tim Harris dalam Sport: Almost Everything You Ever Wanted to Know.

Halaman : 1 2 3

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top