Sejarah

Siti Manggopoh, Kisah Srikandi Pendekar Minang

Dibaca : 3.6K

Oleh : Rudi Yudistira. S.S

 

Agam, Prokabar — Siti Manggopoh, diketahui salah satu dari banyak wanita Minang yang ikut mengangkat pedang, melawan penjajahan kolonial Belanda. Kisahnya seperti perjuangan pahlawan Cut Nyak Dhin asal Aceh. Ia berperang melawan penjajahan Belanda bersama suaminya Hasik Bagindo Magek dan 16 orang pendekar lainnya.

Awal kisah, Menurut Mahatma Juita (50), wanita tinggal di sekitar Makam Duplikat Perjuangan Pendekar Manggopoh Lubuk Basung, perjuangan itu dimulai dari surau yang sudah dinamai Surau Siti Manggopoh. Ia mengatakan, Inyiak Siti diketahui berasal dari Kecamatan Batang Gasan, Padang Pariaman. Anak dari Sutan Tariak dan Mak Kipap, lahir pada 1880. Anak bungsu dan satu-satunya perempuan dari 6 orang bersaudara. Mereka hidup dalam lingkungan keluarga pendekar jago silat.

Ia dipersunting dan hidup bersama suaminya selaku Dubalang di Nagari tersebut. Wanita pemberani itu pun dikaruniai seorang anak perempuan, namun meninggal saat usia masih balita. Ketika ia dikejar tentara musuh dan bersembunyi di hutan belantara.

Kezaliman penjajahan Kolonial Belanda semakin ngeri, terutama sejak ditetapkannya berbagai pajak langsung atau Balesting pada 21 Februari 1908. Setelah melakukan sosialisasi ke seluruh Manti, Dubalang, Kepala Nagari dan Panghulu, Belasting mulai diberlakukan 1 Maret 1908.

Berbagai pajak atau Incomstan belasting. seperti hoofd belasting (pajak kepala), hedendisten (pajak rodi), inkomesten balesting (pajak bea/cukai), landrente (pajak tanah), wins belasting (pajak keuntungan/kewenangan), meubels belasting (pajak rumah tangga), slach belasting (pajak penyemblihan), tabak belasting (pajak tembakau) dan adat huizen belasting atau pajak rumah adat.

Bahkan tindakan mabuk-mabukan, asusila, penculikan dan pemerkosaan terhadap anak gadis minang marak dilakukan Tentara Kolonial Belanda. Perbuatan itu membuat seluruh rakyat geram dan memberontak. Hampir seluruh masyarakat minang melakukan perlawanan. Seperti Wilayah Sumatera Westkust lainnya. Seperti di Nagari Air Bangis, Painan, Padang Panjang, Parit Malintang, Kayu Tanam, Batusangkar, Lubuk Alung dan Nanggalo. Tidak terkecuali di Kamang dan Manggopoh.

Halaman : 1 2 3

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top