Artikel

​Bandara, Tol dan Pelabuhan, Aduhai Mak, Sumut Hebat

Dibaca : 2.2K

Khairul Jasmi
Kuala Namu tak terkejer oleh BIM. Tol, sudah diresmikan dan di Sumbar masih rapat ke rapat saja. Kereta api bandara, sudah lama ada. Pelabuhan? Baru dan terbesar di Sumatera. Lalu kenapa Sumut bisa secepat itu membangun? 

Cepat memang, mungkin karena potensi ekonominya besar sehingga pusat punya atensi yang tinggi. Untuk melihat-lihat proyek BUMN itulah Singgalang berkunjung ke Sumatera Utara.

Bermula dari kopi

Saya menyelip dalam rombongan besar hampir 100 orang masuk kafe kopi Kok Tong di Bandara Kuala Namu, Medan. Kami diajak ke Sumut oleh Komut Angkasa Pura II, Prof Rhenald Kasali.

Jumat (8/12) pagi secangkir kopi dan sepiring pisang goreng terasa nikmat sekali.  Kopi Kok Tong, ada sejak 1925 dan merupakan produk lokal, karena itu ditampilkan di Kuala Namu. Di bandara kita, BIM, belum ada kopi dengan merek lokal.

Bandara ini adalah abaknya bandara BIM. Besar.

Bandara yang relatif baru pengganti Polonia yang sudah berusia 85  tahun, mulai dipakai sejak 25 Juli 2013. Terletak di Kabupaten Deli Serdang terpaut 16 Km dari Medan. Disebut abaknya BIM karena Kuala Namu terbesar kedua di Indonesia. Yang nomor satu tentu Soekarno Hatta.

Bandara ini dicetuskan oleh Azwar Anas kala ia menjadi menteri perhubugan pada 1992. Ia berkata, bandara harus pindah keluar kota demi keselataman penerbangan. Kemudian diresmikan Presiden SBY pada  27 Maret 2014.

Kuala Namu adalah bandara dengan stasiun kereta api hanya “selangkah’ dari teminal kedatangan. Sekejap saja 23 Km sampai di jantung kota Medan yang terus mengeliat.

Jalan tol

Kami tak naik kereta, tapi bus melaju di jalan tol, sesuatu yang di Sumbar akan dibangun. Tol ini membentang 61, 8 Km.  Peletakan batu pertama pada 23 September 2014 dan diresmikan beberapa bulan silam. 

Tol Sumatera ujian bagi pemerintah karena biaya mahal dan lalul lintas harian (LHR) yang rendah. Sepi dibanding tol di Jawa. Tentu sebab Jawa penduduknya amat padat,  ramai seperti ramainya pengunjung sebuah pesta. Jika ukurannya absulut LHR maka minta jalan tol untuk Sumatera bak meminta tanduk pada kuda. Nyatanya tidak, di Sumut, Riau dan Sumsel sudah dibangun. Sumbar? Sabar menanti, tahan menunggu. 

Tol itu prestise bagi warga Sumut, tak sekadar pelepas tanya namun sudah mempelancar lalu lintas orang dan barang, kombinasi dengan kereta api dan bandara yang melaju di depan Sumbar sagaluang ubek nyamuk jumbo.

Pelabuhan

Ini lagi bikin geleng-geleng kepala. Kepada rombongan Project Manager Pelabuhan Kuala Tanjung, Ray Basa, Jumat (8/12) menyebut, pelabuhan terbesar di Sumatera itu akan diresmikan Presiden Jokowi, Maret 2018. Tak heboh-heboh separti di Sumbar. Sopir bus wisata yang membawa kami saja tak tahu apa-apa soal pelabuhan itu. “Saya baru tahu ada proyek di sini,” katanya.

Saat PT  Pelindo I memang menuntaskan proyek raksasa yang menghadap ke Selat Melaka itu. Bahksn menurut Ray proyek sudah mencapai 92 persen untuk konstrukso laut dan 71 persen sisi darat. Siang malam dipekerjakan rata-rata 660 orang perhari.

Data yang ia berikan menunjukkan Pelabuhan Kuala Tanjung akan dikembangkan dalam 4 tahap, yaitu tahap I pengembangan terminal multipurpose Kuala Tanjung. Ini kapasitasnya  500 ribu TEUs. Kemudian tahap II pengembangan kawasan industri 3000 Ha (2016-2018). Lantas  tahap III pengembangan dedicated/Hub Port (2017-2019) . Lalu tahap IV pengembangan kawasan industri terintegrasi (2021-2023). 

Dan kami di bus tecengang melihat pelabuhan terbesar nan mahal itu. Pada saatnya tak lama lagi, akan jadi yang terbesar di Indonesia Barat lantas menjadi hub internasional.

“Saat itu kapasitasnya 20 jutw TUEs

Pengelola Terminal Multipurpose Pelabuhan Kuala Tanjung dilaksanakan oleh PT Prima Multi Terminal yang merupakan anak usaha gabungan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang meliputi, Pelindo I, PT PP Tbk, dan PT Waskita Karya Tbk. 

Penjelasan tertulis yang diterima menyebut, untuk mewujudkan terminal multi purpose di Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelindo I juga sedang menyiapkan kawasan industri yang terpadu atau Industrial Gateway Port Kuala Tanjung seluas 3.000 hektar. Maka biaya logistik akan lebih murah.

Dengan Belawan saja, Teluk Bayur nan permai itu sudah kewalahan. Lalu jika Maret 2018 Kuala Tanjung diresmikan maka lengkap sudah. 

Foto: kj Pelabuhan dan bandara

Foto: kj Pelabuhan dan bandara

Foto: kj Pelabuhan dan bandara

Foto: kj Pelabuhan dan bandara

Di Sini, kita buat lagi sebuah lagu yang sairnya tentang bandara tol kereta api dan pelabuhan. Biar kita terhibur.(*)

Disalin dari harian Singgalang


Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top