Bola

“Que Sera Sera”, Semen Padang FC Sehari Jelang Ulang Tahun ke-41


Setelah mampu bangkit dan promosi lagi ke Liga 1 musim 2018, Semen Padang justru kembali terjebak dalam situasi nyaris sama seperti tahun 2017. Jurang degradasi menganga di depan mata musim 2019. Akhirnya Que sera-sera, apa yang terjadi terjadilah.

Dibaca : 1.7K

Tidak hanya sulit dengan sisi teknis dan hasil di lapangan, tapi juga sulit untuk sisi prospek kompetisi, bahkan masa depan tim itu sendiri. Kini tim legend Indonesia ini berada di bibir jurang degrdasi.

Bukan liga 1! tapi di Liga 2 pun Semen Padang FC harus terjebak dalam zona menakutkan sebuah kompetisi itu. Kabau Sirah ibarat sedang menuliskan sebuah perjalanan menuju sejarah terburuknya sepanjang masa.

Bagaimana tidak, tak bisa bersaing dan terdegradasi di kompetisi Liga 1 memang hal yang buruk. Tapi tak bisa bersaing dan terancam degradasi di sebuah grup Liga 2 yang hanya diisi enam tim, itu jauh lebih buruk.

Sebuah tim yang sudah berusia 40 tahun, dan sudah mencatat prestasi dua kali masuk perempatfinal kompetisi Asia, sudah jungkir balik berpuluh tahun melintas badai kompetisi Indonesia dari tahun ke tahun, harus masuk ke situasi yang sejatinya, sangat memalukan!

Musim 2021 ini, siapapun pasti tak pernah membayangkan Semen Padang FC akan seperti ini. Banyak faktor selama persiapan yang membuat Semen Padang dipandang layak berkibar di Liga 2 tahun ini.

Materi pemain jempol, berpengalaman, kombinasi pemain muda dan pemain senior bakal menjanjikan. Bahkan Semen Padang Fc disebut-sebut sebagai salah satu skuad paling bernilai tinggi di kompetisi tahun ini. Kurang apa lagi?

Jangan tanya lagi soal persiapan, ketika tim-tim lain memilih rehat berlatih, karena faktor mengganasnya covid-19, Semen padang tetap melaksanakan latihan dengan intensif.

Tak ada keraguan, sisi pramusim ini dianggap bakal menjadi nilai plus Semen Padang dibanding kompetitornya. Persiapan yang matang adalah 50 persen keberhasilan di kompetisi, seperti itu teorinya.

Tapi apa yang terjadi di pertarungan yang sesungguhnya, benar-benar jauh dari harapan. Entah ini dosa siapa?

Mungkin bisa diartikan mulai dari manajemen tim, tim pelatih, pemain, mungkin juga suporter atau pendukung tim.

Simple-nya, manajemen mungkin yang tak cakap mengurus tim, pelatih yang tak berdaya membuat tim kompetitif, pemain yang abai dengan tanggungjawabnya, atau pendukung yang kurang maksimal memberi support di belakang tim.

Halaman : 1 2 3

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top