Budaya

Pertama Kalinya, Mahajava Aksata Management Gelar Sendratari Ramayana di Balkondes Tuksongo Borobudur

Foto Istimewa - Pagelaran seni tari Sendratari Ramayana oleh Yayasan Putro Ngudi Utomo Martowiyono

Dibaca : 659

Yogyakarta, Prokabar – Pagelaran seni tari Sendratari Ramayana yang di selenggarakan oleh Yayasan Putro Ngudi Utomo Martowiyono sukses mencuri perhatian para wisatawan asing dan lokal.

Seni tari Sendratari Ramayana menceritakan bagaimana manusia hidup di bumi ini (mengibaratkan manusia harus hidup dari sebuah buku), Candi Borobudur merupakan berwujudan buku yng harus di pelajari oleh manusia itu sendiri.

Elisabeth Nurhayati selaku Pendiri Yayasan dan juga penulis narasi sendratari dan kareografi pada bagian Shinta Obong dalam bentuk formasi Catra Borobudur.

Menurutnya, perbedaan sendratari Ramayana Borobudur ini dengan sendratari Ramayana lainnya adalah pesan tentang Catra Borobudur.

“Bahwa Catra Borobudur sampai sekarang belum di pasang atau belum dikembalikan di tempat paling tinggi Candi. Dengan di gelarnya Sendratari ini, adalah upaya agar “spirit” Catra dapat kembali dengan harapan kembalinya Catra yang asli dan dipasang pada tempatnya,” ujar wanita yang akrab disapa Bu Lisa.

Pelatihan budi pekerti, karawitan, tari, batik, matematika secara gratis dan juga pelatihan membangun ekosistem industri pariwisata yang dapat meningkatkan sektor perekonomian di tingkat menengah bawah.

“Ada pesan memuat kombinasi sisi pertujukan, seni, dan spiritual yang juga harus tersampaikan”, tambahnya.

Foto Istimwea – Mahajava Aksata Management Gelar Sendratari Ramayana di Balkondes Tuksongo Borobudur

Pagelaran seni tari Sendratari Ramayana yang berlangsung pada 2 Juni 2023 lalu tersebut tak terlepas dari peran dan respon positif dari warga setempat.

Terbukti persiapan dalam tiga bulan sebelum hari H, ada sedikitnya melibatkan 100 orang yang berlatih. Mulai dari penari, musisi dan kru lapangan. Keseluruhan jumlah tersebut, 90 persennya adalah warga lokal setempat.

Sebagai informasi, wilayah Borobudur terdiri dari 20 desa yang salah satunya berada di sekitar Balkondes Tuksongo. Hasil profit pertunjukan sendratari tidak terlepas dari ekonomi dan budaya masyarakat sekitar. Rencananya kegiatan ini akan digelar secara kontinity dan terencana lalu diberikan secara sosial demi memajukan perkembangan ekonomi lokal msyarakat sekitar Borobudur.

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top