Daerah

Menggali Situs Dan Sejarah Ulama, Ini yang Dilakukan KPGH TJ

Dibaca : 1.4K

“Kami sangat semangat untuk menggali lagi sejarah ulama besar ini. Catatan sejarahnya seperti tidak ada tersisa dan tidak dipedulikan banyak orang. Padahal nama besar tersebut bernaung hebat di negara-negara mayorita Islam di Asia dan Timur Tengah sana.” ujar Rudi, Koordinator KPGH Tanjung Raya.

Sementara itu, Fajri, Wakil Koordinator sekaligus pemuda setempat mengungkapkan semangat itu tumbuh didasari dorongan Camat Tanjung Raya, Handria Asmi, digagas seorang jurnalis asal Padang.

“Di sini kita sudah berada di Makam Guguk Katur. Buyut dari Buya Hamka dan sangat disegani ulama serta tokoh masyarakat pada saat itu,” ungkap Fajri saat besrkunjung dan berada di Makam Guguk Katur.

Usai di Makam Abdullah Saleh, Komumitas diwakili 5 orang pemuda itu melanjutkan tujuan ke Makam Syekh Muhammad Amrullah. Namun perjalanan tersebut sangat beruntung. Pasalnya, salah satu tokoh besar bernama Angku Yus Datuak Perpatih berada di rumahnya yang sangat dekat di makam kakek Buya Hamka tersebut.

“Saya juga tidak terlalu banyak mengetahui betul sejarah Syekh Guguk Gatur. Akan tetapi catatan sejarahnya dapat kita dapati di Buku Ayahku karya Buya Hamka,” terangnya.

Namun meski demikian lanjutnya, beliau penganut paham tarikat yang suka berkhalawat. Salah satu sosok tokoh yang menguasai adat Istiadat Minangkabau. “Beliau seringkali menjadi penasihat dan menuntaskan pertikaian sesuatu kaum atau kelompok,” tuturnya.

Setelah mendapat wejangan dari Angku Yus Datuak Parpatih, keesokannya, perjalanan dilanjutkan ke Surau Tuo Inyiak D-R di Kampuang Kabun, Batuang Panjang. Di sana pihak suku Jambak telah merencanakan rehap surau. Di samping surau itu, terdapat rumah gadang kaum suku Jambak, garis keturunan Inyiak Rasul tersebut. “Hanya Satu Rumah yang di Huni, satu lagi sudah tidak ditempati,” sebut Ardiansyah Dt. Rajo Ameh, salah satu pemuka suku Jambak tersebut.

Di Jorong Batung Panjang dengan empat tapian (setingkat RT) ini, terdapat banyak situs berupa makam, rumah gadang, rumah tua, surau serta beberapa tempat ulama masalalu beraktifitas di luar bangunan. “Sangat kita sayangkan, situs tersebut terlupakan dan hampir punah. Padahal dapat membawa keberkahan untuk semua masyarakat. Selain memperdalam sejarah dan peningkatan keimanan serta ketaqwaan kepada Allah SWT, juga mampu membawa keberkahan peningkatan ekonomi. Dengan menjadikannya sebagai objek kunjungan wisata reliqius,” pungkas Fauzi, Ketua Harian KPGH didampingi Firman dan Akhyar. (rud)

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top