Ekonomi

Dampak Virus Corona, Nyaris Ancam Sendi Perekonomian, Ini Kata Warga Pessel

Dibaca : 592

Pesisir Selatan, Prokabar – Dampak penyebaran virus corona kini mulai nyaris mengancam pada sendi-sendi perekonomian bagi warga Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumbar.

Dampak ini dirasakan lansung oleh Pedagang di pasar-pasar tradisional mulai merasakan gejala penurunan omset penjualan.

Salah seorang pedagang di Pasar Inpres Painan, Resi (42) mengatakan, gejala penurunan itu mulai terasa sejak dua pekan terakhir. Hal itu seiring dengan merebaknya isu pandemik corona.

“Orang pada takut ke luar rumah, sehingga pasar menjadi sepi. Apalagi selama ini daya beli juga turun,” ujarnya pada Prokabar.com Senin (23/3).

Menurutnya, penurunan omset penjulan mencapai 50 persen. Jika sebelumnya, jual beli per hari bisa mencapai Rp800 ribu, namun saat ini hanya berkisar dari Rp400 ribu sampai Rp300 ribu saja.

Bahkan, beberapa harga bahan pokok mulai beranjak naik. Seperti gula, misalnya. Jika sebelumnya hanya Rp15 ribu per Kilogram, kini mencapai Rp18 ribu per Kilogram. Kenaikkan akibat pasokkan yang minim.

Selaras dikatakan, Midra, Opet (39) mengatakan, penjualan dalam dua pekan terakhir mengalami penurunan drastis.

Apalagi, sejak adanya imbauan larangan ke luar rumah dan pengalihan proses belajar mengajar dari sekolah ke rumah, sehingga pasar menjadi sepi pengunjung.

“Tapi mau bagaimana lagi, mungkin itu yang terbaik untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa di Pessel,” ujarnya.

Kondisi seperti itu juga dirasakan, Alwi (32) salah seorang ojek mengakui adanya penurunan pendapatan. Jika hari-hari biasa, omset yang mereka dapat berkisar Rp50-Rp70 ribu.

Saat ini, untuk mengumpulkan uang Rp30 ribu per hari saja sudah susah. Biasanya pelanggan ojek mayoritasnya siswa sekolah dan ibu-ibu rumah tangga. “Sekarang mereka tidak ke pasar lagi,” tuturnya.

Demikian juga halnya dengan nelayan tangkap. Syafril (49) mengatakan, lemahnya penjualan. Hasil tangkapan kini banyak yang tersimpan, khususnya kualitas eskpor.

Harga dari agen pengumpul di Padang sudah tidak sesuai lagi dengan biaya melaut. Seperti tenggiri, saat ini harga di penampungan turun menjadi Rp32 ribu per Kilogram. Padahal, modalnya mencapai Rp42 ribu per Kilogram.

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top