Daerah

Warga Jorong Lakuang Situjuah Batua, Perbaiki Sendiri Jalan Rusak Parah


APBD LIMAPULUH KOTA TIDAK KUNJUNG MENETES

Dibaca : 409

Limapuluh Kota, Prokabar – Jalan utama di Jorong Lakuang, Nagari Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, rusak parah selama bertahun-tahun.

Walau sudah berulangkali diusulkan perbaikannya melalui Musrenbang, namun tetap saja Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Limapuluh Kota, belum menetes untuk perbaikan jalan ke Jorong Lakuang.

Padahal, di jorong ini terdapat Panti Jompo Jasa Ibu yang sering dikunjungi tamu dan masyarakat dari berbagai daerah.

Kondisi jalan utama di Jorong Lakuang yang rusak parah dan tidak kunjung diperbaiki pemda, tidak membuat warga setmpat menanam batang pisang atau melepas bibit ikan seperti satire yang banyak ditemukan di berbagai daerah.

Sebaliknya, warga dan perantau Jorong Lakuang, dengan inisiatif mereka sendiri, justru bergotong-royong memperbaiki jalan yang rusak parah itu.

“Alhamdulillah, berkat swadaya masyarakat dan perantau Jorong Lakuang, termasuk berkat dukungan dari Niniak Mamak 24 (Niniak Mamak di Jorong Lakuang-red), serta dari Pemerintah Nagari Situjuahbatua, kini Jalan di Jorong Lakuang, sudah dapat diperbaiki, sepanjang lebih kurang 220 meter. Rencananya, perbaikan jalan ini akan kita lanjutkan lagi,” kata Kepala Jorong Lakuang, Romel S Fernandes kepada wartawan, Jumat (1/7/2022).

Romel yang baru dua bulan menjabat kepala jorong menyebutkan, proses perbaikan jalan di Jorong Lakuang, dilakukan warga dan perantau dengan swadaya murni.

Mantan pesepakbola Semen Padang FC, Hendra ‘Mamak’ Mahyuni, dan Hakim Agung Republik Indonesia asal Jorong Lakuang, Haswandi Dt Rajo Rambaian, serta puluhan perantau dan tokoh masyarakat, termasuk mantan Ketua PA Tanjungpati Hj Nini dan mantan Kabag Umum Payakumbuh Supriadi Dt Rangkayo Mulie, ikut andil dalam perbaikan jalan ini.

“Dalam perbaikan jalan tahap pertama sejauh 220 meter, kita menghabiskan 315 zak semen dan 20 truk kerikil. Semuanya, merupakan sumbangan dari perantau dan masyarakat. Sedangkan pengerjaannya, dilakukan dengan goro (gotong-royong), sebanyak 3 kali. Sekali goro, dihadiri 400-an jiwa. Goro dari pagi sampai sore. Konsumsi goro, juga swadaya dari ibu-ibu Jorong Lakuang,” kata Romel.

Halaman : 1 2 3

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top