Padang, Prokabar – Anak berbapak pada orang yang maksudnya, si ayah tewas karema Covid, lalu binimu, diperbini orang lain
Bisa pula, abak beribu tiri, karena ibu kandungnya tewas karena wabah celaka ini.
Yang tidak sayang laki atau sayang bini, maka biar sajalah mereka keluar tidak pakai masker. Atau ada yang berniat mencari pasangan baru, pelepas saja lah tidak menjaga jarak saat di kerumunan. Kan bisa cari pasangan baru.
Satire dan guyon ini,semestinya jadi kesadaran bersama. Tirulah warga Taiwan, yang satu sama lain, saling menjaga agar tak terkena Covid.
Kita seolah bagak saja dengan corona. Ada pula di banyak kampung, orang bermasker dianggap aneh. Parahnya, banyak yang tidak percaya corona itu ada, katanya konspirasi pemerintah.
Covid 19 sudah memporakporandakan dunia. Maka cara yang paling mungkin untuk keluar dari pandemi adalah disiplin.
Siapa yang tidak rindu melihat anak anak kita berduyun pergi sekolah jam 7 pagi. Atau bebas pergi kemana saja tanpa hidung ditusuk.
Maka semakin kita mada, maka semakin lama kita menderita.
Sejak covid datang sudah 1115 orang warga Sumbar yang meninggal. Mereka meninggal memang bukan karena covid, tapi dipicu covid yang menyerang pertahanan tubuh, sehingga penyakit bawaan makin parah.
Sedangkan yang terkena covid di Sumbar mencapai 48.682 orang.
Itu tidak sekedar angka angka saja, tapi fakta yang sesungguhnya. Maka akankah kita menunggu orang terdekat kita terenggut nyawanya karena tidak peduli dan tidak percaya covid 19?(laf)
Baca Juga :
Berani Komen Itu Baik
