Nasional

W20 Sebagai Engagement Group Pertama Serahkan Komunike Kepada G20 Presidensi Indonesia

Dibaca : 163

Medan, Prokabar – Penyerahan komunike kepada Group of Twenty (G20) Presidensi Indonesia hari ini, Kamis (21/07) sekaligus menandai penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Women20 (W20 Summit) di Simalungun, Danau Toba, Sumatera Utara yang berlangsung sejak 19 Juli 2022.

Co-Sherpa G20 Presidensi Indonesia, Raden Edi Prio Pambudi menerima komunike ini untuk seterusnya diajukan ke KTT G20 mendatang.

Pertemuan di Toba ini juga sekaligus menandai lahirnya “Toba Track”, sebagai komitmen dari W20 untuk memberikan aksi nyata dalam pemberdayaan perempuan. W20 menjadi engagement group pertama yang menyelesaikan komunike sekaligus menggelar KTT di Toba, Sumatera Utara.

Mewakili Presiden Republik Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, menyampaikan atas nama Presiden Joko Widodo,  menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam Women20.

“Pemerintah juga menyambut hangat semua delegasi yang telah menyelesaikan komunike W20 pada KTT W20 di Danau Toba.” terangnya.

Pada KTT 2014 di Brisbane, yang didukung dengan pembentukan Women 20 (W20) selama kepresidenan Turki pada tahun 2015, para pemimpin G20 berkomitmen dan menargetkan untuk mengurangi kesenjangan gender dalam partisipasi angkatan kerja sebesar 25 persen pada tahun 2025.

Mengacu kepada komitmen tersebut, maka melalui Kepresidenan 2022 ini, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk fokus pada penyampaian. Di pucuk pimpinan forum ekonomi utama dunia, pemerintah ingin melihat hasil nyata dalam pemberdayaan ekonomi perempuan.

Kepresidenan tahun ini telah mengidentifikasi dua prioritas utama untuk pemberdayaan perempuan, yang bertujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi dan memberdayakan perempuan dalam ekonomi baru.

Pertama, mendukung UMKM milik perempuan untuk berpartisipasi penuh dalam transformasi ekonomi berbasis digital yang inklusif. Kedua, berinvestasi dalam keterampilan digital dan STEM perempuan dan anak perempuan untuk berpartisipasi di semua sektor ekonomi.

“Saya optimis melihat ada sinergi yang kuat di antara negara-negara anggota G20 dengan W20 sebagai salah satu engagement group, terutama dalam hal berbagi solusi dan program kerja dalam mencapai strategi global yang lebih inklusif dan tangguh. Kita berharap W20 dapat melanjutkan komitmen dan rencana kerjanya. Kita pun menantikan untuk melihat hasil di masa depan, khususnya yang berkaitan dengan komunike W20. Saya percaya bahwa komunike W20 akan menambah wawasan bagi KTT G20 dan meningkatkan pendekatan Indonesia untuk mendorong pemberdayaan perempuan dalam agenda G20”, jelas Airlangga lebih jauh.

Dalam sambutan penutupan KTT W20, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Bintang Puspayoga, menjabarkan bahwa sejak tahun 2021, banyak upaya yang telah dilakukan untuk percepatan pemulihan dari dampak pandemi.

Meskipun secara global menunjukkan adanya perbaikan ke arah yang positif, namun kita perlu menyadari bahwa hingga saat ini tingkat pemulihan ekonomi belum merata antar negara anggota G20, termasuk antar gender sendiri.

“Oleh karena itu, G20 Presidensi Indonesia kali ini harus dapat memastikan bahwa lensa gender diterapkan pada agenda pemulihan ekonomi global untuk mengatasi penanganan dampak yang tidak proporsional terhadap perempuan. Kita harus memastikan bahwa pemulihan ekonomi global juga harus memperhatikan kesetaraan gender.” terangnya.

“Kami yakin bahwa hasil dari KTT ini akan semakin memperdalam pemikiran dan pemahaman kita tentang pentingnya kesetaraan gender dalam pemulihan ekonomi global. Kita juga berharap seluruh sistem perekonomian saat ini dan yang akan datang dapat mengarah pada perbaikan kebijakan dan regulasi, khususnya dalam meningkatkan partisipasi perempuan dalam perekonomian melalui UMKM milik perempuan”, jelas Bintang lebih jauh.

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top