Jadi menurutnya, menyangkut tarik menarik kepentingan yang sekarang terjadi di tubuh NU, kita jadikan dinamika yang mampu mengedukasi masyarakat terhadap perkembangan poltik. Hal lain adalah, kita harus menjaga jangan sampai kondisi terburuk terjadi ditubuh NU disebabkan kepentingan politik yang sama sekali tidak menguntungkan untuk NU.
“Kita semua harus setuju, siapa saja anak bangsa yang akan meramaikan panggung politik nasional, boleh berjuang dengan NU sepanjang tidak menciderai cita-cita politik nasional dan jangan sampai membenamkan NU ke ruang kenistaan berpolitik serta harus menjaga nilai yang pluralistik, majemuk, berbagai suku, agama dan bahasa serta budaya yang berbeda-beda,” tegas pengagum Gus Dur ini
Politik yang pas untuk hari ini adalah politik kebangsaan yang plural dan majemuk, kalau ini terlaksana maka demokrasi di Indonesia akan menjadi demokrasi yang mempercepat terwujudnya cita-cita kebangsaan yang dikehendaki oleh masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Bangsa ini damai dari dulu dengan aneka perbedaan dan dapat hidup rukun satu sama lainnya.
Lebih jauh, kata aktivis yang sudah malang melintang dan berdarah Minang ini berharap untuk tetap menjaga eksistensi NU sebagai organisasi Islam dan harus mampu jadi penyeimbang dalam kancah politik nasional. Kehidupan berbangsa dan bernegara semestinya dikontruksi melalui NU dengan semangat kebangsaannya, jangan sampai pudar oleh gaya politik murahan dan tidak beradab.
“Jika kebesaran NU dimanfaatkan oleh kelompok kelompok pragmatis untuk kepentingan tertentu, maka akan punahlah spirit politik NU di nusantara ini, apalagi warga NU tersebar dibanyak kelompok, organisasi dan partai politik. disamping itu, jika ini terjadi Jelaslah akan terjadi pengkhianatan dan penyimpangan dari spirit kebangsaan NU” tandasnya.(rls)
Baca Juga :
Berani Komen Itu Baik
