Daerah

Tim PM Unand Lanjutkan Pendampingan KPGH, Edukasi Penataan Lahan Berlereng

Dibaca : 477

Sungai Batang, Prokabar – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Andalas (Unand) terus melanjutkan pendampingan terhadap Komunitas Pemuda Generasi Hamka (KPGH), salah satu komunitas pemerhati Wisata Reliqius Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka di Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, akhir pekan ini. Lima orang dosen tersebut yaitu Yulnafatmawita, Refdinal, Armansyah, Zainal A. Haris.

Yulnafatmawati, Ketua Tim PM Unand tersebut dalam pemaparannya menyebutkan, lahan berlereng di Nagari Sungai Batang sangat riskan terjadinya degradasi lahan, erosi bahkan longsor.

Terutama jika diolah menjadi lahan pertanian terutama untuk budidaya tanaman semusim seperti jagung, kentang, bawang, cabai, kacang tanah.

“Hal ini disebabkan karena lahan di daerah ini mempunyai lereng yang curam dan curah hujan yang tinggi, lebih kurang 3000 mm setiap tahunnya. Oleh sebab itu, pembukaan lahan harus dilakukan sesuai dengan kaidah konservasi tanah,” ungkapnya.

Diantara metode yang bisa dilakukan di Sungai Batang, lanjut salah satu guru besar Fakultas Pertanian Unand itu, yaitu terasering atau pembuatan teras atau tangga, kemudian strip cropping, pengolahan tanah menurut contour, dan melakukan budidaya dengan metoda alley cropping.

“Teras berperan untuk mengurangi panjang lereng sehingga mengurangi laju kecepatan air di permukaan tanah yang bisa mengikis tanah. Akan tetapi metode ini membutuhkan biaya besar karena menggunakan alat berat berupa excavator untuk membuatnya. Strip cropping merupakan metoda alternatif dalam mencegah erosi tanah, yaitu menanami tanaman penyangga dalam barisan secara berselang-seling dengan tanaman utama,” jelasnya.

Metode ini cukup efektif, namun memakan 50 persen lahan pertanian. Petani tidak mau kehilangan lahan budidayanya cukup luas.

“Alternatif lain yang bisa dilakukan yaitu pengolahan tanah sejajar contour, yaitu tegak lurus dengan lereng. Metoda ini efektif untuk lahan dengan lereng yang landai dari 0-8 persen. Kemudian metoda yang bisa dilakukan yaitu metoda Alley Cropping atau budidaya lorong,” lanjut Prof. Dr. Yulnafatmawati.

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top