Daerah

SKSG UI – FGD Series : Pilar Budaya Strategi Ketahanan Kota Pariaman

Dibaca : 450

Eksistensi badoncek ini memang telah dipraktekkan turun temurun di Pariaman yang dilakukan ketika menghadapi masalah dan kegiatan yang memerlukan biaya, seperti perkawinan atau membangun rumah.

Tradisi yang biasanya dilakukan dalam lingkungan keluarga kini dipraktekkan secara konsisten di masa kepemimpinan Walikota Pariaman Prof Genius Umar sebagai bentuk pembangunan partisipasi masyarakat dengan mengumpulkan sumbangan secara sukarela dan terbuka, di kampung ataupun di rantau.

Sumbangan yang diberikan berbentuk uang atau materi sesuai dengan kebutuhan. Besar kecilnya sumbangan bergantung pada hubungan keluarga dan kemampuan masing-masing.

“Budaya ini sangat kuat berkontribusi dalam pembangunan Pariaman bahkan di masa sulit, contohnya di saat gempa, tradisi bandoncek terbukti mampu menggalang dana dan sumbangan dari para perantau di Jakarta dan berbagai kota besar lainnya untuk membangun kembali rumah-rumah penduduk yang rusak di Pariaman,” kata Genius Umar.

Sejak pandemi hingga kini sudah 41 rumah penduduk yang rusak dibangun secara badoncek kerjasama dengan Indo Jalito Peduli.

Selain badoncek, Kota Pariaman memang terkenal memiliki budaya yang tinggi, salah satunya budaya pesisir yang sangat terkenal yakni Budaya Tabuik yang diperingati setiap 1 Muharam dan menjadi daya tarik pariwisata setiap tahun dan menyedot wisatawan terbanyak hingga 250.000 orang yang datang , baik domestik maupun internasional di Sumatera Barat.

Badoncek dan Tabuik ini sudah masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peluang pembangunan Kota Pariaman di sektor pariwisata berbasis sejarah budaya juga masih sangat besar karena merupakan pintu gerbang masuknya Islam di Sumatera Barat dan juga memiliki cagar budaya tidak bergerak berupa Stasiun Kereta Api dibangun sejak 1901 dan masih beroperasi sampai sekarang.

Dalam diskusi, Nanang Asfarinal, Direktur Jaringan Kota Pusaka Indonesia menyampaikan bahwa Pariaman sangat layak menjadi kota pusaka dan bisa memetakan kembali kawasan lama yang bisa menjadi cagar budaya seperti stasiun, pasar, dan situs pelabuhan. Kereta Pariaman Express dengan rute Padang-Pariaman hingga kini beroperasi 8 kali dan bisa menjadi primadona bagi pariwisata dan pembangunan.(rls)

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top