Bola

Semen Padang FC: Antara November Rain dan Desember Kelabu

Dibaca : 947

Oleh: Rizal Marajo

(Wartawan Utama)

12 November 2017, tanggal yang tak akan terlupak oleh pendukung Semen Padang. Hari itu, Semen Padang FC terdegradasi ke Liga 2, diiringi lagu legend November Rain-nya GNR. Air hujan bercampur air mata bersatu di wajah-wajah yang bersedih hati, tatkala kemenangan 2-0 di matchday 34 atas PS TNI, jadi kehilangan makna.

Tiga angka yang tak cukup menyelamatkan Semen Padang, ketika disaat bersamaan Persib Bandung “manghadiahkan” tiga angka kepada Perseru Serui. Peluit panjang berbunyi, tangis pun pecah di Stadion H. Agus Salim yang hari itu full penonton.

Di tribun, suporter menutup wajah terisak-isak berurai air mata. Ditengah lapangan, pemain terkapar dan tertunduk lesu, badan lemas serasa tak bertulang. Di bench, jangan disebut lagi. Hanya ada tatapan kosong tim pelatih, official, dan para pemain yang ada.

Dua tahun kemudian
Bulan November sudah berlalu, Semen Padang yang baru promosi lagi ke Liga 1 musim ini, kembali terjebak dalam situasi nyaris sama seperti tahun 2017. Jurang degradasi menganga di depan mata.

Sudah pekan ke-30, Kabau Sirah masih duduk di dasar klasemen. Artinya, tinggal empat laga yang akan menentukan nasib Semen Padang. Bertahan atau terluncur kembali ke Liga 2.

Secara matematis peluang bertahan di Liga 1 masih ada. Ada banyak istilah yang bisa menggambarkan posisi dan peluang Semen Padang. Bisa disebut bak telur diujung tanduk, butuh keajaiban, setipis kulit ari, mission imposible, dan sebagainya.

Memang belum ada tangis yang betul-betul pecah di bulan November, karena secuil asa masih ada. Tapi sabak-sabak di mata mulai menggenang, dan sepertinya menunggu untuk jatuh berderai. Mudah-mudahan, jatuhnya nanti karena bahagia tim ini selamat dari terkaman degradasi.

Semen Padang, klub kebanggaan Ranah Minang itu, selama 39 tahun telah menjaga marwah sepakbola Sumbar di kancah nasional. Hari ini, sesungguhnya mereka alam situasi yang teramat sulit. Tidak hanya sulit dengan sisi teknis dan hasil di lapangan, tapi juga sulit untuk sisi prospek kompetisi, bahkan masa depan tim itu sendiri.

Halaman : 1 2 3

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top