Bola

PWI dan SIWO DIY Kecam Keras aksi Pelecehan Seksual terhadap Jurnalis Perempuan di Stadion Maguwoharjo


Kasus pelecehan seksual yang dialami satu jurnalis perempuan pada laga leg pertama semifinal Piala Presiden 2022 antara PSS Sleman versus Borneo FC mendapat kecaman dari banyak pihak.

Suasana Stadion Maguwoharjo, Sleman, sebelum laga kandang PSS Sleman dalam Liga 1 2019. /Sri Nugroho/Skor.id

Dibaca : 370

Sleman, prokabar – Kasus pelecehan seksual yang dialami satu jurnalis perempuan pada laga leg pertama semifinal Piala Presiden 2022 antara PSS Sleman versus Borneo FC mendapat kecaman dari banyak pihak.

Dalam laga yang berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Kamis (7/7)  itu, satu jurnalis perempuan mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari oknum suporter.

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), melalui PWI Solo dan Seksi Wartawan Olahraga (SIWO), PWI DIY mengecam keras aksi pelecehan seksual yang dilakukan terhadap wartawan peliput PSS Sleman.

Ketua PWI Solo, Anas Syahirul menyampaikan bahwa pihaknya meminta panitia pelaksana (panpel) pertandingan untuk berbenah serta mengusut tuntas insiden tersebut.

“Kami mengutuk keras dan menyayangkan kejadian itu. Apalagi, setiap jurnalis dalam kerja peliputan dijamin keamanan dan keselamatannya dalam bertugas,” kata Anas, Minggu (10/7).

Anas mengatakan, kasus tersebut sudah sepatutnya diusut secara tuntas. Pelaku juga harus mendapatkan sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Selain itu, ia juga mengharap seluruh stakeholder, mulai dari PSSI, PT Liga Indonesia Baru (LIB), hingga panpel, harus lebih jeli dan maksimal dalam menggelar pertandingan sepak bola.

“Kami berharap, semua pihak bisa melindungi jurnalis perempuan dan seluruh penonton perempuan dari aksi pelecehan seksual di mana pun berada,” ujarnya.

“Sehingga, kasus tersebut tak terulang, terlebih di stadion saat semua tengah berkampanye untuk menghentikan aksi-aksi serupa,” ia menambahkan.

Sementara itu, Ketua SIWO PWI DIY, Widyo Suprayogi berharap adanya langkah nyata dari panpel pertandingan untuk serius menghentikan aksi-aksi pelecehan seksual maupun bentuk kekerasan lainnya.

Widyo berharap, ada evaluasi menyeluruh, utamanya dari PSS Sleman, agar insiden serupa tak kembali terulang pada kemudian hari.

“Kami secara tegas mengutuk aksi pelecehan seksual, baik itu pada wartawan olahraga yang tengah menjalankan tugas peliputannya, atau siapapun, khususnya penonton perempuan,” ujar Widyo.

Halaman : 1 2 3

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top