Lebaran2018

Pulang Kampung, Perantau Tungkar Disambut Siriah Carano

Dibaca : 1.3K

Limapuluh Kota, Prokabar – Perantau Kenagarian Tungkar, Situjuah Limo Nagari, Limapuluh Kota, disambut tari tarian khas Minangkabau dan siriah carano, saat pulang kampung dalam rangka lebaran idul fitri 1439 Hijriyah.

“Selamat datang perantau kebanggaan Kenagarian Tungkar,” kata Walinagari Yusrizal Dt Pado, Ketua KAN dan Ketua Bamus Nagari Tungkar, saat halal bihalal dan silaturrahmi antara anak nagari dan perantau, Minggu (17/6).

Tari-tarian dan siriah carano dari anak nagari untuk perantau, merupakan wujud penghormatan dan suka cita anak nagari dalam menyambut perantau yang datang dari dalam maupun luar negeri.

Adapun tari yang tampil menyambut perantau Ikatan Keluarga Tungkar (IKAT), berasal dari Jorong Sungai Lansek. “Ini kami persembahkan untuk perantau,” sebut Ketua Panitia Halal Bihalal AKBP (Purn) Mawardi didampingi tokoh pemuda Sungai Lansek Alex Tius, Yolan dan Rio.

Acara halal bihalal rantau dan kampuang halaman, dihadiri ratusan masyarakat, niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai dan bundo kanduang, LPM, Karang Taruna dan anggota Bamus. Acara dipusatkan di Pokan Salasa, Jorong Dalam Nagari, pasar tradisional Tungkar.

Wendi, salah satu tokoh perantau IKAT mengaku terharu, dengan sambutan tersebut. Selain Wendi, beberapa tokoh perantau lainnya seperti Dedi, Adi dan Muslim juga merasakan hal yang sama.

Begitu pula Delfi Adri, pesepakbola yang kini bekerja di Semen Padang. Rang sumando Tungkar itu menyebut, acara ini merekatkan ukhuwah antara anak nagari dan perantau.

Data yang diperoleh dari Bamus dan Pemerintah Nagari Tungkar, selama ini, cinta kasih perantau yang tergabung di IKAT untuk menunjang kegiatan di nagari, terutama di bidang keagamaan tak pernah putus.

Malahan, ketika di nagari lain acara semarak Ramadhan digelar dengan meminta sumbangan di jakan raya, perantau Tungkar justru patungan menekel biayanya. Begitu pula tunjangan untuk guru mengaji, serta infak untuk anak yatim dan garin. Ini menahun, bukan tahun ini saja.

Komitmen perantau Tungkar dalam membangun dan merehab rumah ibadah, juga dibuktikan hampir di seluruh Masjid di Kenagarian Tungkar. Malahan di Sawah

Laweh, pembangunan Masjid secara swadaya oleh anak nagari dan perantau sudah menelan anggaran Rp1 milar lebih.

“Banyak sumbangan perantau dan hamba Allah dari rantau. Termasuk yang dari Malaysia, begitu pula untuk guru mengaji, TPQ/TPSQ, itu perantau turut serta,” sebut pengurus Pembangunan Masjid Sawah Laweh, SY Dt Majo Tagantuang, Dt Bandaro Panjang dan Dt Gindo Sinaro, terpisah.

Termasuk, tahun ini kata Wanag Tungkar dan Kepala Jorong Taratak, rehab pembangunan Masjid Nurul Fallah di Taratak juga dibantu Rp50 juta oleh hamba Allah dari rantau.

Halal bihalal di Tungkar yang dihadiri Ketua Karang Taruna Tungkar Bangkit, Syahrul Isman dan Ketua LPM Daliusman, juga diisi dengan ceramah agama oleh ustad Syafri Novel yang juga salah satu pendakwah dengan khas humorisnya.

(vbm)


Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top