Kesehatan

Kenali Ciri Ciri Kanker Serviks Sebelum Terlambat

Dibaca : 462

Adapun faktor risiko terjadinya kanker serviks seperti aktivitas seksual pada usia muda, berhubungan seksual dengan multipartner, merokok, mempunyai anak banyak, sosial ekonomi rendah, pemakaian pil KB (dengan HPV negatif atau positif), penyakit menular seksual, dan gangguan imunitas.

Dokter Yoshida menjelaskan, kanker serviks cenderung muncul pada umur 35–55 tahun (pada saat usia produktif). Bahkan menurut data medis, hingga 80 persen wanita akan terinfeksi oleh HPV sepanjang masa hidupnya. Serta, hingga 50 persen dari wanita akan terinfeksi oleh virus HPV yang dapat menyebabkan kanker sepanjang masa hidupnya.

Kualitas hidup penderita kanker serviks sangat menderita, terutama saat penyakitnya kambuh, beban secara psikologis, fisik dan material dan mengganggu kehidupan dalam keluarga.

“Mengapa setiap wanita beresiko terkena kanker itu? Karena biasanya sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya. Mereka yang mengalami infeksi persisten jarang menunjukkan gejala pada stadium awal, dan biasanya berkembang menjadi kanker serviks beberapa tahun kemudian. Setelah infeksi HPV, tubuh kita tidak selalu dapat membentuk kekebalan, maka kita tidak terlindungi dari infeksi berikutnya. Karena itu penting untuk rutin memeriksakan diri agar tidak terlambat menyadarinya,” jelasnya.

Sementara itu, gejala kanker serviks tidak selalu bisa terlihat dengan jelas, bahkan ada kemungkinan gejala tidak muncul sama sekali. Sering kali, kemunculan gejala terjadi saat kanker sudah memasuki stadium akhir. Oleh karena itu, melakukan pap smear secara rutin sangat penting untuk ‘menangkap’ sel pra-kanker dan mencegah perkembangan kanker serviks.

Nyeri panggul adalah salah satu gejala yang paling umum dari kanker serviks. Sayangnya, kanker serviks tahap awal biasanya tidak menimbulkan rasa sakit atau gejala sama sekali. Beberapa ciri-ciri kanker serviks tahap lanjut yang dapat dirasakan seperti, perdarahan di luar periode menstruasi, perdarahan setelah hubungan seksual, perdarahan pasca-menopause, sakit atau tidak nyaman selama hubungan seksual, keputihan dengan bau yang kuat, keputihan yang mengandung darah, buang air kecil menjadi lebih sering, dan bercak di urine hingga tidak dapat buang air kecil.

Halaman : 1 2 3 4

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top