Daerah

Ini Tanggapan Perantau Terkait Kondisi Danau Maninjau

Dibaca : 409

Tanjung Raya, Prokabar — Buruknya Kondisi Danau Maninjau mengundang banyak respon dari semua pihak. Termasuk Murni Rauf (82), salah seorang perantau yang sudah berpuluh tahun merantau ke luar Sumatra Barat.

Menurut Mantan Mahkamah Agung itu, rusaknya air Danau Maninjau akibat lemahnya pengawasan dan kontrol Pemerintah Daerah dalam budidaya ikan melalui Keramba Jaring Apung. Setelah dibabat tubo belerang dipicu pakan ikan yang menggunung di dasar danau, ratusan ton ikan keramba sempat mati mengapung di atas permukaan.

“Saya sedih sekali. Dulu saat di zaman penjajahan Belanda, saat itu saya masih merasakannya, menjadi sasaran (kunjungan wisata). Di Dunia khususnya di Indonesia, jumlah danau tidaklah banyak, tapi kenapa tidak maksimal dikelola,” ungkapnya.

Dulu lanjutnya, Wisata Alam Danau Maninjau sudah sangat tersohor hingga ke Benua Asia, Eropa dan Amerika sana. Tapi sekarang malah terbelakang. “Beras Maninjau sejak dulu sangat enak dan unggul. Namun sekarang beras Solok dapat nama,” tuturnya.

Ia melanjutkan, secara ekonomisnya Maninjau ini tidak berubah sama sekali. Dengan potensi dimiliki, berharap fungsi danau dapat kembali seperti sedia kala.

“Saya melihat dan mendengar katanya keramba sudah dikurangkan. Tapi kok malah semakin banyak?,” herannya.

Jika ditelusuri betul lanjutnya, pengusaha besar kebanyakan orang asing semua. Sementara pribumi hanya buruh bagi pemilik modal besar itu. Inilah yang merusak dan harus segera dituntaskan.

Sementara itu Marsda (Marsekal Muda) Imbron Baidirus, Tokoh Perantau Agam aktif di TNI Angkatan Udara juga sangat menyayangkan tidak optimalnya pemanfaatan potensi alam Danau Maninjau.

“Pada prinsipnya, tidak semua daerah yang memiliki keindahan alam seperti Danau Maninjau. Dan ini membutuhkan peran semua elemen masyarakan dan pemerintah daerah,” ujar Jenderal Bintang Satu TNI AU tersebut.

Selain danau dan panaroma nan indah, di sini juga terdapat Pemandian Air Hangat. Terutama di Jorong Gasang, Kanagarian Maninjau ini. “Dari dulu Pemandian Air Hangat ini seperti itu-itu saja. Beruntung Pak Murni Rauf sangat baik hati dan kembali merehap pemandian tersebut. Bahkan membangun mushalla disertai tempat wudhuk dan kamar bilas,” terangnya.

Kami mewakili keluarga besar Murni Rauf bersama himpunan suku Tanjung. Baik di Perantauan maupun di kampung halaman, sangat berharap agar potensi ini dapat dikembangkan sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat. “Potensi wisata alam dan religius Danau Maninjau harus termanfaatkan secara tepat dan positif,” pungkasnya. (rud)


Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top