Daerah

Ini Kekhawatiran Warga Kuranji dengan Rencana Pengalihan Lalu Lintas Jalan Tanah Clay

Truk bermuatan tanah clay beroperasi di malam hari

Dibaca : 766

Padang, Prokabar — Dalam pekan ini jalan Balai Baru – Lapau baanjuang akan ditutup sehubungan dengan pengerjaan betonisasi.

Lalu lintas jalan terutama kendaraan berat pengangkut tanah clay (tanah liat) akan melewati jalan raya Kuranji yang berlokasi di enam rukun warga dari 19 rukun warga di kelurahan kuranji, kecamatan kuranji.

Sebagian warga mulai mengkhawatirkan beberapa hal, diantaranya adalah kerusakan jalan akibat tonase berlebih.

Pasalnya Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang menyebut, jalan raya kuranji yang membentang dari simpang jembatan kuranji hingga simpang kampung tanjuang merupakan jalan dengan tipe kelas tiga.

Sementara truk dengan material tambang, seharusnya melewati jalan dengan tipe kelas tiga.

Kekhawatiran lainnya adalah seputar jembatan kuranji yang baru diresmikan.

Karena jembatan kuranji memang bukan didesain untuk kendaraan berat dengan tonase diatas delapan ton. Ini pun sama dengan kelas jalan, dimana jalan raya kuranji hanya kelas tiga.

Meski dalam rapat juga disepakati bahwa nantinya petugas dishub dan lantas diminta dapat mengawal agar tonase truk hanya memuat delapan ton. Namun kenyataannya, belum ada sikap resmi atas kesiapan petugas baik dishub atau pun Satlantas Polresta Padang.

Camat Kuranji Eka Putra Buhari pun akan menyampaikan ke tingkat Kota, untuk kemudian disampaikan ke Polresta Padang.

Sebelumnya Kadishub Kota Padang Dian Fakri mengatakan bahwa hanya terdapat 16 personil yang membuat penempatan satu petugas khusus melakukan pengamatan tonase truk tanag clay minimal 8 ton belum dapat dipastikan.

“Kita keterbatasan personil untuk mengawal setiap ruas jalan di kota Padang,”sebut Dian Fakri.

Ketua pemuda di RW 02 Kelurahan Kuranji meminta maksimal Kendaraan bertonase berat yang akan mengangkut tanah clay pada pukul 8 hingga 5 sore dapat memperlambat laju kendaraan pada pukul setengah dua hingga pukul setengah tiga, mengingat tak kurang tiga ribu siswa di kawasan simpang akhirat, baik siswa siswi MTS atau pun siswa siswi SMA Negeri 16 Padang.

“Laju kendaraan juga seharusnya maksimal 40 kilometer per jam,” sebut Dori Eka Putra.

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top