Daerah

Deri Asta: Jangan Meninggal Sebelum ke Sawahlunto

Dibaca : 298

Sawahlunto, Prokabar – Wisata menjadi nafas Kota Sawahlunto, maka pemerintah mati-matian membranding kota ini. Buah manisnya adalah Sawahlunto ditetapkan Unesco menjadi warisan budaya dunia pada Tahun 2019.

Penetapan itu bukan hanya karena Sawahlunto memiliki bangunan lama sebagai cagar budaya, namun juga sejarah bahwa Sawahlunto menjadi penggerak revolusi industri karena terjadi transformasi teknologi dan budaya di tahun 1800 – an berkat tambang batu bara Ombilin.

“Tahun 1800 an Sawahlunto sudah punya pembangkit listrik sendiri, punya rumah sakit rujukan, dapur umum tenaga uap, punya transportasi kereta api, yang menghidupkan Sumbar,” kata Walikota Sawahlunto, Deri Asta.

Pembenahan pariwisata terus dilakukan oleh Pemko Sawahlunto, termasuk dalam pelayanan dan penyiapan desa wisata yang saat ini menjadi fokus Kementrian Pariwisata.

“Untuk menyiapkan pariwisata kita sekarang aktif sosialisasi vaksin kepada masyarakat, terakhir kita sudah melakukan vaksin terhadap 46 persen, kita optimis target 70 persen masyarakat divaksinasi bisa dicapai,” kata Deri pada saat diskusi dengan anggota Jaringan Pemred Sumbar.

“Sawahlunto sebenarnya siap menerima wisatawan, motto kita jangan meninggal sebelum ke Sawahlunto,” sambungnya.

Selain memaparkan potensi pariwisata, Walikota juga mengajak media untuk bekerjasama membranding pariwisata Sawahlunto.

“Proses branding ini butuh waktu, dan media punya peran dalam branding tersebut, saya berharap ada sinergi dalam membangun kota ini,” ujar alumni Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta ini.

Anggota JPS dalam diskusi tersebut mendukung langkah Sawahlunto menjadi Kota Tambang Berbudaya, beberapa masukan antaranya kebutuhan transportasi massal, seperti kereta api, dan kebutuhan sentra souvenir yang kini belum terkelola dengan baik. (rls)


Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top