Kesehatan

Cerita dari Permukiman Kumuh Jakarta, Ketika Corona tak Menyeramkan Disini

Dibaca : 1.8K

Jakarta, Prokabar – Kampanye physical distancing atau jaga jarak mencegah virus corona riuh menggema saban hari dari mulut pemerintah. Tapi di beberapa sudut kota Jakarta ini, di kawasan kumuh ibu kota, warga kelimpungan melaksanakannya. Bukan tak mau, tapi mustahil.  Sehingga, Corona di tempat ini terlihat tak menyeramkan.

Di permukiman padat Kelurahan Tanjung Duren Utara, Petamburan, Jakarta Barat, imbauan jaga jarak seolah tak berlaku. Di perkampungan itu sejumlah rumah saling berhimpitan. Daerah tersebut pun masih dikategorikan kawasan kumuh.

Dalam satu rumah petak berukuran lima kali enam meter, berisi dua hingga tiga keluarga. Tak semua punya kamar mandi. Satu WC umum kerap digilir untuk banyak penghuni rumah.

“Belum lagi kalau mereka terpaksa keluar, cari makan. Warga di sini buruh yang kehilangan pekerjaan. Banyak juga tukang ojek,” ujar Sitanggang, Ketua RT 15 di Kelurahan Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat, seperti dinukilkan CNNIndonesia.com, Rabu (22/4).

Sitanggang sampai tak enak hati melarang. Warganya butuh makan, terlebih bantuan dari pemerintah belum sampai ke RT15/RW07. “Dalam keadaan begini mereka butuh biaya, atau buat dapur. Mereka sebagian keluar-keluar juga. Kalau ini tidak bisa kita paksakan, ini kan urusan perut,” ujarnya menegaskan.

Sitanggang mengaku sebisa mungkin tiap hari mengimbau soal jaga jarak, meski kondisinya pun tak berubah. Sitanggang merinci, dalam satu RT yang ia pimpin, ada 300 kepala keluarga yang terdiri dari 900 jiwa penduduk yang tinggal di sana.

Dari permukiman padat lainnya, cerita serupa juga hadir di RT03/RW17 di Penjaringan, Jakarta Utara. “Ya, hanya beberapa saja melakukan yang memang paham (soal jaga jarak). Kalau yang warga biasa ya masih kumpul-kumpul. Menerapkannya itu susah,” ujarnya Enny Rohayati warga RT03/RW17, Penjaringan.

Enny merupakan warga Gang Marlina, salah satu RT kumuh di Penjaringan. Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) ini yang membantu pemerintah mengampanyekan physical distancing. Menurutnya hingga saat ini masih banyak warga bepergian: untuk cari uang dan makan. Lagi-lagi urusan perut jadi kendala.

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top