Sungai Batang, Prokabar – Pertahelix merupakam lima komponen lembaga, instansi atau kelompok penting berperan memajukan sektor pariwisata.
Lima komponen itu adalah Pemerintah, Pelaku Wisata, Kelompok Masyarakat, Media Massa dan Akademisi.
Hal itulah yang membawa Nagari Sungai Batang meraih Anugrah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 katagoti Daya Tarik Wisata dan Anugerah Pesona Indonesia (2021) katagori Situs Sejarah Terfavorit.
Nagari Sungai Batang yang telah berhasil menjadi salah satu Desa Wisata unggulan Nasional ini, memilik segudang potensi. Namun belum berkembang sesuai harapan.
Meski telah memiliki dua komunitas pemuda berkelas yang saling mendukung, namun dorongan dan pendampingan berkelanjutan belum bergerak maksimal sebagaimana mestinya.
Dengan niat baik sekaligus menuntaskan gelar doktor, Zainal A. Haris mencoba melakukan terobosan, memantapkan semua potensi agar termanfaatkan dan terkelola dengan baik.
“Maksud pengembangan Wisata Religi adalah untuk menata dan mengelola potensi Wisata Religi dan sumber daya Nagari di bidang kepariwisataan demi meningkatkan Kesejatraan masyarakat. Melalui pendapatan ekonomi masyarakat dan Nagari serta dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran Masyarakat,” ungkapnya, Senin (24/10).
Tujuan pengembangan wisata religi lanjutnya, meliputi menjaga iman, melindungi dan melestarikan tradisi budaya dan kearifan lokal untuk memperkokoh kebudayaan nasional.
Memanfaatkan potensi budaya dan kearifan lokal demi pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat.
Menata dan mengelola potensi dan sumber daya Nagari demi mendukung pembangunan pariwisata.
Memberi motivasi, dorongan dan menciptakan peluang bagi masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan pariwisata Nagari di Sumatera Barat.
Mewujudkan pemanfaatan hasil-hasil pembangunan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, dan mengangkat citra Nagari.
“Adapun fungsi pengembangan wisata religi adalah sebagai sarana pelestarian lingkungan wisata Religi, pelestarian seni dan budaya, pembangunan pariwisata berbasis masyarakat, dan lingkungan berkelanjutan serta edukatif dan rekreatif,” ujarnya.
Baca Juga :
Berani Komen Itu Baik
