Nasional

Stok Beras Hingga Akhir Juni Capai 7,49 Juta Ton

Buruh mengemas beras bantuan sosial Rakyat Sejahtera (bansos rastra) sebanyak 900 ton, meliputi Aceh Utara 453 ton, Bireuen 350 ton dan Lhokseumaw 97 ton, di gudang Bulog, Perum Bulog Sub Divre Lhokseumawe, Aceh, Rabu (24/1). Pada Januari 2018, Pemerintah menyalurkan bansos rastra gratis sebanyak 10 kilogram per Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk 1,2 juta kepala keluarga yang tergolong miskin di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Rahmad/ama/18.

Dibaca : 444

Jakarta, Prokabar — Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mengapresiasi kerja keras para petani di seluruh Indonesia dan berdasarkan data yang ada stok beras akhir bulan Juni mencapai 7,49 juta ton.

Angka tersebut sudah termasuk dalam hitungan stok hingga akhir Desember 2020 yang mencapai 6,1 juta ton,” ujar Mentan dilansir Jumat (12/6).

Lebih lanjut, Mentan menyampaikan bahwa apresiasi ini perlu diberikan karena mereka sukses melakukan cocok tanam Musim Tanam (MT) 1 dengan peningkatan produksi yang luar biasa.

“Di saat pandemi 19 melemahkan semua sendi-sendi perekonomian, sektor pertanian menjadi penyelamat dengan hasil panen yang luar biasa dan mampu memberi makan yang cukup bagi masyarakat Indonesia,” imbuh Mentan.

Sebagai informasi, pada MT 1 luas tanam OKMAR mencapai 6,07 juta ha dengan luas panen dari Januari-Juni sekitar 5,83 juta ha. Dari luasan tersebut para petani mampu memproduksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 29,02 juta ton dan menghasilkan beras murni sebanyak 16,65 juta ton atau senilai Rp168 triliun.

“Apapun yang terjadi besok, yang tidak boleh bersoal adalah pangan masyarakat. Musim tanam 1 kita berhasil di situ dan hanya Kementan yang produktivitas ekspornya naik di atas 12,6 persen,” katanya.

Syahrul mengingatkan bahwa musim tanam berikutnya akan mengalami banyak tantangan dan rintangan yang lebih berat. Karena itu, Mentan meminta semua elemen bangsa mempersiapkan MT 2 dengan penuh semangat.

Sebagai informasi, badan pangan dunia FAO memperingatkan akan adanya kekeringan yang sangat tinggi yang dibarengi dengan serangan hama siklus lima tahunan bahkan tahun ini diprediksi akan terjadi krisis pangan dunia.

“Kalau kita semua turun tangan, akan ada kebersamaan yang kuat dengan perencanaan yang apik. Koordinasi kelembagaan harus kuat. Kerja sama dengan Kemendes, Kemenko, Kementerian dan Lembaga lain, BUMN, Pemda, Swasta, dan Perguruan Tinggi harus saling bersinergi,” katanya. (*)


Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top