Daerah

Dua Tahun, Kasus Gizi Buruk di Pesisir Selatan Meningkat, Ini Penyebabnya

Dibaca : 1.6K

Pesisir Selatan, Prokabar — Rendahnya ekonomi masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumbar, membuat kasus gizi buruk sejak dua tahun terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Pessel pada 2016 kasus gizi buruk sudah tidak ada lagi. Namun pada 2017 kasus itu kembali muncul sebanyak 20 kasus. Dan semankin bertambah menjadi 25 kasus pada 2018.

“Iya, ekonomi masyarakat yang rendah (miskin) merupakan salah satu pemicu munculnya kasus gizi buruk, “ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Pesisir Selatan, Dony Tayes pada wartawan Senin (14/10) di Painan.

Tingginya kasus gizi buruk di Pessel juga sejalan dengan kemiskinan yang bertengger pada urutan ke empat tertinggi di Sumatera Barat.

BPS Pessel mencatat angka kemiskinan pada tahun 2018
tercatat 7,59 persen dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 34.924 jiwa dan sedikit turun dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 7,79 persen.

Ia menambahkan, selain faktor kemiskinan, rendahnya pendidikan dan pengetahuan orang tua dalam pola asuh anak juga tidak terlepas sebagai penyebab terjadinya gizi buruk terhadap anak balita.

“Ada juga orangtua yang ekonominya bagus, tapi kalau pola asuh tidak baik maka bisa berakibat pada gizi buruk. Selain itu, kurangnya perhatian atau orang tua terhadap asupan gizi anak merupakan potensi pemicu gizi buruk, “ujarnya lagi.

Sebab, kata Dony, diperlukan kepedulian dan tangungjawab orang tua untuk memberikan asupan gizi yang cukup terhadap anak guna mencegah terjadinya kasus gizi buruk didaerah itu.

“Kami telah melakukan upaya dalam menangani persoalan gizi buruk, misalnya dengan cara melaksanakan penyuluhan kepada orangtua dan pembinaan melalui bidan desa. Setelah itu, memeriksa kesehatan anak secara by name by adrress serta membentuk pos gizi dengan ahli gizi bersama bidan desa dan masyarakat, “ungkapnya.

Dikatakannya, berdasarkan organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) terdapat tiga indikator yang menjadi kategori gizi buruk.

Diantaranya berat badan per umur, tinggi badan per umur serta berat badan per tinggi badan. Dikategorikan gizi buruk apabila ketiga indikator tersebut berada dibawah -2 standar deviasi, tutupnya. (min)


Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top