Ramadan

Jelang Ramadhan,Produksi Buah Kolang Kaling di Tanah Datar Laris Manis

Dibaca : 1.4K

Tanah Datar, Prokabar – Selain dikenal sebagai kawasan pertanian, Nagari Andaleh Baruah Bukik, Kecamatan sungayang, Tanah Datar juga dikenal sebagai tempat produksi buah kolang kaling.

Jelang masuknya bulan suci Ramadhan, di sepanjang jalan menuju Lintau via Puncak Pato ini akan mudah kita jumpai tempat masyarakat mengolah buah yang dikenal dengan warna beningnya itu.

Hampir di sepanjang jalan, terlihat pondok pondok kecil, dimana tempat masyarakat merebus dan memisahkan buah yang diambil dari pohon aren itu.

Renti, salah seorang pengolah buah kolang kaling mengatakan jika bulan Ramadhan merupakan bulan ia dan masyarakat lainnya dapat meraup pundi pundi rupiah. Nantinya, satu kilogram buah kolang kaling akan dijual kepada pengepul seharga Rp7.000.

“Buah atap ini nanti akan dijual kembali kepada pengepul. Kami juga bisa menjual langsung ke masyarakat jika ada permintaan,” ucapnya.

Untuk satu hari produksi, Renti mampu memproduksi 200 hingga 300 kilogram. Selain mengandalkan bahan baku lokal, Renti juga mendatangkan buah kolang kaling mentah dari kecamatan lain di Kabupaten Tanah Datar.

Biasanya, buah kolang kaling mentah akan dibeli pertandannya senilai Rp55.000.

Jelang bulan Ramadhan, produksi kolang kaling dari Andaleh Baruah Bukik bisa menghasilkan berton-ton jumlahnya dan dikirim atau dipasarkan ke provinsi tetangga seperti, Jambi dan Riau.

“Untuk luar provinsi, biasanya sudah dikemas sebaik mungkin, dipres dulu sama pengepul, tidak seperti yang ini (usai dipisah dari cangkang),” katanya.

Untuk mengolah buah atap ini tidaklah mudah dan memakan waktu serta proses yang cukup panjang. Mulai dari merebus, memisahkan buah dari cangkang, hingga merendam didalam air hingga satu minggu lamanya.

“Untuk merebus bisa 3 jam lamanya di dalam drum. Setelah itu baru dipisah cangkang dan buah dengan menggunakan parang. Kalau tidak direbus, getahnya itu sangat gatal. Setelah dipisah, kemudian kembali direndam selama satu minggu agar buah atab ini mengembang ukurannya,” tambahnya.

Biasanya, produksi buah atab ini akan berlangsung hingga 20 hari puasa. Jika mendekati lebaran, pengolah buah atab khawatir jika tidak akan laku lagi.

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top