Bola

22 Moment Terbaik di Piala Dunia: (4) Eusebio, Macan Kumbang dari Mozambik Mengguncang Inggris 1966


Eusébio da Silva Ferreira atau dikenal dengan Eusebio, adalah pemain berpaspor Portugal. Dia meraih puncak karirnya pada Piala Dunia 1966, dan mengguncang Inggris.

Dibaca : 1.0K

Padang, prokaar – Eusébio da Silva Ferreira atau dikenal dengan Eusebio, adalah pemain berpaspor Portugal. Dia meraih puncak karirnya pada Piala Dunia 1966, dan mengguncang Inggris.

Meskipun dikenal sebagai salah satu pemain terbaik Eropa, Eusebio sebenarnya tidak lahir di Portugal. Ia lahir di Mozambik, sebuah negara di Afrika Timur pada tanggal 25 Januari 1942.

Ketika itu, Mozambik merupakan salah satu koloni Portugal di Afrika. Bakat besarnya tercium sampai ke Eropa. Kelak dia mendapat julukan keren, The Black Phanter atau si Macan Kumbang.

Proses kedatangan ke Portugal tak semudah yang diperkirakan. Dia tiba di tengah kerahasiaan yang ketat di Lisbon saat berusia 18 tahun pada tahun 1960, disembunyikan di sebuah hotel Algarve selama dua minggu dengan nama Ruth Malosso.

Setelah dia nyaman bermain di klub Benfica, Eusebio dibawa timnas Portugal ke Piala Dunia 1966. Dia diyakini akan menjadi bintang di arena Piala Dunia.

Dia tiba di Manchester pada tahun 1966 dalam usia 24 tahun di tengah gembar-gembor bakat besarnya. Dia ditunggu, dan orang ingin melihat kekuatan anak Mozambik yang seperti mitos yang bisa berlari 100 meter di bawah 11 detik dan melepaskan dinamit dari sepatu kanannya.

Publik sepakbola telah menunggu untuk melihat Eusebio di platform terbesarnya. Sebelumnya, dia memperlihatkan dirinya di kualifikasi Eropa untuk Inggris 1966, untuk membawa Portugal ke Piala Dunia FIFA pertama mereka, keinginan itu akan dikabulkan.

Di Inggris Portugal berada di grup berat, satu grup dengan juara bertahan Brasil yang mengejar mahkota ketiga berturut-turut. Juga ada Hungaria yang tangguh dipimpin oleh Florian Albert dan Ferenc Bene. Satu lagi, Bulgaria, yang telah mengalahkan Paul Van Himst dan Belgia lolos.

“Sebelum turnamen, kami harus menarik nomor skuad kami,” kenang pemain sayap Antonio Simoes kepada FIFA. dari sinilah kehebatan Eusebiao dimulai

“No.11 adalah nomor saya, selalu. Tapi Eusebio mendapat No.11 dalam undian, dan saya mendapat No.13. Angka ini – tentu saja – sangat sial. Saya berkata kepada Eusebio,”

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top