Bola

Sejarah Piala Dunia: Argentina 1978, Ada Campur Tangan Sang Diktator Dibalik Tuan Rumah Juara


Piala Dunia 1978 di Argentina adalah salah satu Piala Dunia terkotor, karena terlalu banyak intrik yang dimainkan oleh tuan ruma. Hal itu bertujuan untuk membuat Argentina juara untuk kali pertama.

Argentina, juara Piala Dunia 1978, (fifa)

Dibaca : 1.4K

Padang, prokabar – Piala Dunia 1978 di Argentina adalah salah satu Piala Dunia terkotor, karena terlalu banyak intrik yang dimainkan oleh tuan ruma. Hal itu bertujuan untuk membuat Argentina juara untuk kali pertama.

Piala Dunia 1978 adalah edisi kesebelas sejak pertama kali diselenggarakan tahun 1930 di Uruguay. Argentina diumumkan sebagai penyelenggara Piala Dunia 1978 oleh FIFA pada 6 Juli 1966 di London, Inggris.

Meksiko yang sebelumnya juga mencalonkan diri sebagai tuan rumah memilih mundur karena diberi kesempatan untuk menggelar Piala Dunia 1970.

Dua tahun sebelum berlangsungnya Piala Dunia 1978 terjadi kudeta pemerintahan yang dikenal sebagai Proses Reorganisasi Nasional.

Selain menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya, ini juga kali pertama Tim Tango menjadi pemenang turnamen ini.

Argentina berhasil mengalahkan Belanda 3-1 di partai final setelah melalui pertarungan selama 120 menit.

Mario Kempes menjadi aktor utama kesuksesan Argentina setelah menjadi top skorer dengan menyarangkan 6 gol sepanjang turnamen.

Namun, dibalik kemenangan Argentina itu, banyak berhembus isu tak sedap terkait campur tangan diktator Jorge Videla yang menghendaki Argentina juara.

Salah satunya adalah intimidasi dan teror terhadap bintang Belanda, Johan Cruyff, sehingga tak mau bermain di Piala Dunia 1978. Seandainya Cruyff bermain di final membela Bbelanda, mungkin akan lain ceritanya hasil laga final.

Venue Pertandingan
Pada tahun 1972 ada delapan stadion yang disiapkan untuk menggelar turnamen empat tahunan ini, termasuk La Plata dan Tucuman.

La Plata adalah venue yang digembor-gemborkan sebagai stadion unik, namun batal digunakan setelah adanya masalah internal.

Untuk Tucuman, stadion berkapasitas 70.000 penonton itu tidak jadi dipakai pada tahun 1974 dan dinonaktifkan pada tahun berikutnya lantaran intensitas tindakan gerilyawan dan Angkatan Bersenjata di provinsi tersebut.

Akhirnya hanya enam stadion yang dipakai untuk melangsungkan turnamen Piala Dunia 1978, termasuk Stadion Cordoba yang kini berganti nama menjadi Stadion Mario Alberto Kempes.

Halaman : 1 2

Baca Juga :

Berani Komen Itu Baik
To Top